do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Jumat, 27 September 2013

Business Plan untuk Bisnis Blogging

Apakah kesalahan yang paling besar saat seseorang ingin memulai blog secara profesional? Mungkin sama seperti saat kebanyakan orang memulai usaha, yakni kurangnya atau bahkan tiadanya perencanaan yang jelas dan terstruktur. Dan satu solusi agar Anda bisa menjadikan blogging sebagai sebuah bisnis yang serius dan profitable ialah dengan membuat sebuah business plan yang baik.

Mungkin Anda bertanya mengapa harus membuat sebuah business plan untuk menulis sebuah blog saja? Entah apakah Anda menulis sebuah blog untuk meningkatkan visibilitas sebagai sosok yang memiliki otoritas di bidang tertentu atau personal branding atau ignin mencari nafkah dengan blog yang berkualitas, sebuah busines plan sangat disarankan untuk dibuat. Blogging ialah alat untuk mempromosikan bisnis Anda atau brand perusahaan Anda. Sehingga penting artinya bagi siapa pun yang ingin membuat sebuah blog untuk juga memiliki business plan yang baik.

Jangan buru-buru bersikap antipati terhadap business plan karena tidak semua business plan harus sesuai dengan cara konvensional yang dilakukan pebisnis kebanyakan. Menulis sebuah business plan memang membutuhkan ketrampilan dan waktu serta pikiran. Tapi bagi yang ingin menyusun sebuah business plan tanpa harus mengalami kesulitan ekstra, bisa ditempuh cara berikut ini. Jangan khawatir mengenai struktur, penyusunan dan pemilihan kata atau isinya. Business plan Anda semestinya singkat dan mudah dibuat.

Mengapa harus menulis business plan untuk blogging?

Semua entrepreneur mengetahui bahwa mereka membutuhkan sebuah business plan. Namun tak banyak yang mengetahui alasan mengapa mereka sebenarnya harus menulisnya. Jika kita berbicara dalam tingkatan yang lebih tinggi, bisa dikatakan bahwa hal ini dibutuhkan agar bisa membawa blog kita menuju tahap yang lebih serius sebagai sebuah bisnis. Pemodal ventura atau venture capitalists akan lebih mudah bekerjasama dengan sebuah bisnis blog yang memiliki business plan. Selain itu kita bisa mengoptimalkan operasionalisasi bisnis blog kita dan lain-lain. Meskipun kita tahu bahwa jarang sekali seorang penulis blog akan berpikir demikian saat menulis blog. Mereka lebih banyak menulis karena iseng atau sekadar mengisi waktu luang atau untuk berbagi informasi.

Dalam istilah yang lebih mudah dimengerti orang awam, kita bisa kemukakan beberapa alasan mengapa Anda membutuhkan business plan:

·         Business plan memberikan sebuah ide keseluruhan mengenai bisnis (bahkan sebelum Anda mendirikannya). Ini memastikan bahwa Anda menggunakan pendekatan bisnis terhadap blogging, dan tidak hanya pemikiran untuk membuat konten yang berkualitas saja.
·         Anda akan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai persyaratan-persyaratan bisnis Anda (Bisakah Anda memberikan konsultasi melalui blog Anda? Atau bagaimana cara Anda untuk menghasilkan uang dari blog tersebut? Dan bagaimana Anda mengharapkan blog itu untuk hasilkan keuntungan selama periode waktu tertentu?)
·         Business plan mendorong Anda untuk bersikap lebih realistis dalam mengelola blog sebagai sebuah bisnis.
·         Business plan membantu Anda menemukan tantangan-tantangan yang berada di hadapan Anda dan bisnis yang berhubungan dengan blogging.

Bagaimana menyusun sebuah business plan untuk blog Anda?
Menyusun sebuah business plan bagi blog sedapat mungkin kita anggap sebagai sebuah proses yang menyenangkan bukan sesuatu yang harus dihindari atau dianggap beban berat yang ahrus cepat diselesaikan.

Untuk membuat sebuah blog, Anda harus melakukan penelitian menegnai pasar yang dibidik, temukan kisaran biaya operasional dan mendirikannya, dan sebagainya. Jadi mengapa tidak menuliskannya dengan baik di atas kertas dna mendiskusikannya dengan beberapa teman? Inilah beberapa langkah yang ditempuh untuk mendapatkan sebuah business plan yang baik untuk blog Anda.

Langkah 1: Ide bisnis
Di bagian ini, Anda akan menuangkan ide bisnis Anda. Untuk membuatnya lebih menyenangkan, tuliskanlah bagaimana Anda sebenarnya bisa merealisasikan ide bisnis itu dengan tanpa atau sedikit dana. Susun dengan singkat: jangan lebih dari stau halaman. Pada kenyataannya, cobalah untuk tidak melampaui setengah halaman.

Misalnya: Ide bisnis saya ialah memulai sebuah toko online yang akan menjual barang-barang yang berhubungan dengan Superman untuk konsumen anak-anak. Saya ingin melakukan ini karena anak-anak saya menyukai mainan Superman dan tidak ada toko yang secara eksklusif menjualnya secara online. Saya bisa menghibur anak-anak saya dan sambil mendapatkan untung. Saya akan menggunakan blog saya untuk melibatkan para konsumen dan membangun pengikut yang setia.

Langkah 2: Persyaratan bisnis
Apa yang dibutuhkan bisnis dan blog Anda untuk bisa berdiri? Tentukan pula periode waktu yang digunakan untuk menyelesaikan target tertentu. Baik juga untuk bisa membuat lembar kerja Excel dan melampirkannya dalam business plan Anda sehingga Anda memiliki smeua informasi dalam dokumen yang sama.

Jangan masukkan biaya dan pengeluaran di sini. Jika berhubungan dengan periode waktu, Anda harus memperhitungkan semuanya. Bersikaplah realistis. Optimisme bagus tetapi keputusan bisnis Anda harus berdasarkan pada fakta di lapangan.

Misalnya untuk bisnis blog kecil: Toko online saya akan siap dalam waktu 3 bulan. Saya butuh bantuan desainer web dan pengembang untuk membuat toko online ini. Kemudian saya harus mendpatkan hosting yang baik untuk situs bisnis saya. Saya akan habiskan 3 jam sehari untuk proyek ini karena saya juga memiliki pekerjaan lainnya. Untuk blog saya, saya akan menulis konten. Saya juga akan menyewa seorang editor untuk mengelola konten situs ini (dan kadang-kadang menyumbang konten ke blog saat saya sibuk dengan bisnis utama saya)."


·         Mendesain situs ini: 15 hari (saya cukup pintar sehingga saya akan menggunakan tema X untuk blog saya seperti yang digunakan di blog profesional lainnya)
·         Pengkodean untuk situs itu: 45 hari
·         Optimalisasi: 5 hari
·         Membuat akun pedagang dengan Google Checkout: 5 hari
·         Mendapatkan persediaan yang dibutuhkan: 10 hari
·         Merencanakan peluncuran: 1 hari
·         Merekrut orang untuk menjalankan bisnis saya: 10 hari
"Sehingga secara keseluruhan dibutuhkan waktu 3 bulan untuk membuat sebuah situs hingga siap untuk diakses semua orang, saya juga akan menyisihkan uang untuk ini. Saya pikir saya memiliki itu dalam tabungan. Jika tidak, mungkin saya akan minta pasangan saya.

Lihatlah bagaimana sebuah persyaratan bisa dijabarkan menjadi persyaratan-persyaratan yang lebih detil. Ini akan memudahkan Anda untuk menyesuaikan rencana jika sesuatu terjadi di luar rencana. Selain itu jangan terlalu formal dalam menyusun kalimat rincian. Business plan Anda ialah untuk referensi Anda sendiri bukan untuk orang lain. Meski demikian tak ada salahnya Anda menggunakan business plan yang informal ini untuk menyusun business plan lain yang lebih formal untuk diperlihatkan pada seorang pemodal atau mitra bisnis potensial.

Langkah 3: Model bisnis

Terdapat banyak model bisnis yang bisa dipilih. Biasanya untuk toko ecommerce, model bisnisnya termausk agak tradisional: Anda membuat produk, kemudian pembeli membayar barang yang diinginkan. Namun dalam bisnis tertentu, modelnya bisa berbeda. Untuk blog Anda, model bisnis Anda bisa jadi menjual layanan, menjual produk orang lain untuk komisi (yang disebut affiliate marketing) atau sesuatu yang lain.

Apapun itu, pastikan Anda memiliki ide yang jelas mengenai bagaimana Anda akan menghasilkan keuntungan dari bisnis itu. Ini yang terpenting.

Contoh 1: Saya akan menggunakan toko online saya untuk menjual produk. Saya akan mendapatkan produk dari penjual X dengan diskon yang menarik jika saya mau membeli dengan jumlah besar. Kemudian saya akan menjualnya dengan harga yang sedikit lebih mahal. Saya harus menerima pembayaran mingguan dan mereka akan langsung membayar ke rekening bank. Saya akan menjual layanan terkustomisasi melalui blog saya.

Contoh 2: Saya memiliki blog mengenai kesehatan dan kebugaran di mana saya menulis artikel mengenai maasalah kesehatan. Sehingga sumber pendapatan utama saya mungkin Google AdSense. Saat pengguna klik tautan iklan di situs saya, saya akan dibayar. Batas pembayaran ialah 100 dollar AS dan akan menerima cek melalui email saat saya mencapai jumlah ambang batas itu.

Anda harus menuliskan model bisnis Anda dengan jelas. Ini akan memastikan bahwa Anda tidak kehilangan fokus pada tujuan akhir Anda.

Langkah 4: Keuangan

Dalam bagian ini, Anda harus fokus pada pengeluaran di fase awal bisnis dan pengeluaran untuk menjalankan bisnis sehari-hari dan bisnis Anda. Lakukan penelitian dan temukan seberapa banyak Anda akan mengeluarkan uang untuk bisa tetap menjalankan bisnis ini dengan baik.

Sekali lagi, ini sangat penting karena akan membantu Anda mendapatkan ulasan mengenai arus kas bisnis dan profitabilitasnya.

Misalnya: Toko online saya akan membutuhkan hal berikut ini untuk bisa dididirikan."

·         Domain: $30 (Mendaftar di perusahaan X. Penagihan akan dilakukan tiap 3 tahun sekali)
·         Hosting: $85 (Mendaftar di penyedia layanan X selama 1 tahun. Saya akan ditagih tiap tahun)
·         Desain: $250 (Membayar pekerja leaps untuk desain yang menarik yang dihasilkan dalam format PSD dan JPEG)
·         Pengkodean: $3000 (Akan membayar pekerja lepas lainnya dengan reputasi baik di perusahaan X. Pekerjaan akan selesai dalam waktu 45 hari dari awal pembayaran)
·         Biaya lain-lain: $250 (termasuk pesta peluncuran untuk teman saya)
·         Total: $3615
Biaya operasional

·         Domain: $40 (Tiap 3 tahun sekali))
·         Hosting: $85 (Tiap tahun) Catatan: Saya mungkin harus melakukan upgrade ke skema/ paket yang lebih mahal seiring denga perkembangan bisnis
·         Biaya pengiriman: $5 (per pengiriman)
·         Promosi dan diskon: Bervariasi dari 2% hingga 10 % tergantung pada kondisi pasar.
Ini hanya contoh kecil saja. Dalam beberapa kasus keuangan yang dibutuhkan mungkin akan sangat kecil di sebagian kasus lain akan sangat besar. Jika Anda ingin memperhitungkan waktu juga, maka Anda bisa menunjukkan tarif per jam yang mencerminkan pekerjaan Anda dan masukkan dalam bagian biaya operasional.

Juga perhatikan bahwa biaya operasional akan berubah-ubah bergantung banyak faktor. Saat blog Anda mulai dikenal, Anda mungkin membutuhkan hosting yang lebih baik atau Anda mungkin butuh pengembangan beberapa fitur yang akan membutuhkan investasi uang yang lebih banyak.

Langkah 5: Tujuan bisnis

Dalam bagian ini, Anda harus menentukan tujuan bisnis. Pastikan tujuan itu bisa dicapai. Jangan terlalu ambisius. Lebih baik mencapai dengan baik tujuan-tujuan kecil daripada gagal untuk mencapai satu tujuan besar.

Contoh 1: Saya harus balik modal setelah satu tahun. Saya akan memperluas koleksi saya untuk memasukkan lebih banyak pilihan mainan. Setelah 3 tahun, saya akan luncurkan brand saya sendiri. Tujuan saya untuk laba ialah 0% di tahun pertama (dengan mencapai Titik Impas), kemudian mencatatkan 5% lagi di tahun kedua, dan meningkatkan 25 lagi di tahun-tahun mendatang."

Contoh 2: "Kini saya akan mulai dengan menulis blog dan memberikan layanan konsultasi.Kemudian saya akan mebnambahkan produk informasional. Sehingga saya berharap bisa capai Titik impas dalam setahun , mendapatkan setidaknya 1000 pelanggan dan mendapatkan 2-3 kesepakatan kerja dengan pihak lain. Saya juga akan menetapkan target traffic bulanan sebanyak 25 ribu pengunjung di akhir tahun pertama.

Anda harus secara terus menerus mengacu kepada tujuan-tujuan bisnis Anda sehingga Anda tidak kehilangan fokus.

Langkah 6: Model operasional

Anda harus memikirkan mengenai bagaimana Anda akan menjalankan bisnis Anda. Apakah akan menjadi blog yang menampilkan diri sendiri? Apakah Anda akan menyewa tenaga lain untuk mengatur pekerjaan tertentu?
Misalnya: Inilah bagaimana saya merencanakan menjalankan blog dan bisnis saya."

·         Bekerja secara paruh waktu selama 3 jam sehari selama 6 bulan pertama.
·         Menulis konten sendiri. Jadwal blogging saya ialah menerbitkan 3 artikel per minggunya.
·         Behrenti dari pekerjaan penuh waktu dan bekerja 12 jam sehari untuk situs saya selama 6 bulan berikutnya.
·         Sediakan peluang untuk penulis tamu menulis artikel selama 6 bulan seterusnya: Pekerjakan seorang editor untuk mengatur artikel penulis tamu ini.
·         Rekrut seorang akuntan untuk mencatat pembukuan sehingga saya bisa dengan mudah mendokumentasikan artikel tulisan penulis tamu.
·         Rekrutlah staf marketing untuk mengurus promosi situs, atau melakukan promosi situs sendiri.
·         Mengajari pasangan saya bagaimana saya menjalankan bisnis dan bertanya padanya untuk memikul tanggung jawab tertentu.
Langkah 7: Strategi marketing
Inilah bagaimana Anda akan mendefinisikan bagaimana Anda akan memasarkan bisnis Anda. Jangan terlalu merinci strategi marketing. Strategi marketing akan banyak bergantung pada kondisi dan waktu. Di awal 1990-an tak seorang pun akan berpikir mengenai online marketing tetapi sekarang berbeda sekali.

Tuangkan poin-poin utamanya dan cukup sampai di situ. Anda masih akan bisa melakukan revisi dalam rincian setelahnya terutama saat berada di lapangan. Ini juga akan membantu Anda mengevaluasi bagaiman strategi marketing Anda sebelumnya bekerja dan bagaimana strategi baru akan bekerja.

Misalnya: Saya akan mempromosikan toko online saya dengan cara berikut."

·         Menggunakan blogging sebagai alat marketing konten yang kuat. Buat konten yang bagus dan publikasikan di blog saya. Ini akan menarik banyak orang.
·         Pekerjakan seorang konsultan SEO atau belajar SEO sendiri.
·         Minta teman merekomendasikan situs saya ke orang lain.
·         Belilah iklan kecil di surat kabar lokal mengenai toko online saya.
Langkah 8: Exit strategy
Inilah sesuatu yang tak banyak entrepreneur pikirkan. Sebuah exit strategy ialah sesuatu yang Anda gunakan saat Anda menutup bisnis. Bukan berarti Anda seorang entrepreneur yang pesimis tetapi inilah yang juga membedakan Anda dari para amatir.

Orang menghindari membicarakan ini karena takut benar-benar terjadi dan Anda tak ingin hal negatif dalam bisnis Anda. Namun, Anda pasti membutuhkan rencana ini suatu saat.

Sebagian besar entrepreneur tak pernah membuat exit strategy saat mendirikan bisnis, sehingga jika bisnis mereka tak semenguntungkan bayangan mereka semula, mereka merasa kurang percaya diri dan berhenti. Jika memiliki exit startegy, Anda bisa menekan stres dan bisa keluar dengan kerusakan yang seminim mungkin.

Misalnya: Dalam kasus langka bahwa bisnis saya akan gagal atau saya putuskan untuk berhenti berbisnis, inilah yang saya rencanakan."

·         Saya akan mencoba menjual bisnis online saya untuk sesuatu yang sepadan saat itu.
·         Saya akan membatalkan semua layanan yang berhubungan dengan bisnis saya.
·         Pelanggan akan dibertahu mengenai penjualan bisnis tersebut sebelumnya.
·         Saya sudah mencadangkan sejumlah dana dalam rekening bank jika sesuatu yang buruk terjadi.
·         Saya akan beristirahat selama satu bulan sebelum saya mencoba untuk berbisnis kembali.


Tidak ada komentar: