do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Sabtu, 28 September 2013

Perilaku Pemimpin yang Harus Segera Diubah

Jika Anda ingin memberdayakan, berinteraksi atau memotivasi orang lain, jangan hanya berfokus pada upaya meningkatkan perilaku-perilaku positif Anda. Perhatikan pula hal-hal yang Anda harus hentikan pada saat yang sama. Berikut adalah 3 hal yang harus dihindari:
Bahasa tubuh yang menghakimi: Tidak seorang pun menyukai pandangan yang merendahkan dan penuh prasangka. Waspada dengan bahasa tubuh seperti mengernyit, alis mata yang berkerut, dan pandangan yang sarkastis atau membingungkan (seolah berkata,Apa kamu idiot?). Meskipun terkesan sepele dan tidak berdampak besar, setiap bahasa tubuh ini menciptakan banyak efek negatif pada hubungan yang tercipta antara dua orang.
Menyela: Lumayan mustahil bagi orang untuk merasa aman jika sang majikan mendominasi percakapan tatap muka atau rapat atau pembicaraan telepon, atau menyela penjelasan seseorang yang menjadi bawahannya. Lebih banyaklah mendengarkan daripada berbicara, dan biarkan orang lain menyelesaikan kalimat mereka lebih dulu.
Bersikap inkonsisten: Sukar bagi seorang bawahan untuk memprediksi suasana hati dan air muka Anda yang muncul di hadapan mereka. Apakah itu akan berupa senyuman, pujian, lelucon, atau yang celaan? Apakah mereka akan menemukan atasan yang ceria dan bersemangat positif atau orang yang sedang ingin melontarkan kata-kata pedas? Cobalah belajar mengendalikan nada bicara Anda dan menjadikan kepribadian Anda menjadi lebih konsisten sehingga orang mengetahui yang akan mereka hadapi segera. Jangan biarkan fluktuasi emosi pribadi membuyarkan kinerja karyawan Anda yang mungkin baru mencapai puncaknya atau malah membutuhkan dukungan dari Anda karena sedang merasa kurang termotivasi. (HBR/ *Akhlis)

Tidak ada komentar: