do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Sabtu, 28 September 2013

Iklan Bukan Pemasukan Utama Usaha Online Rintisan

Salah satu hal yang harus diwaspadai dalam rencana bisnis yang berhubungan dengan internet ialah iklan sebagai sumber pemasukan awal atau menjadikan iklan sebagai salah satu unsur utama pemasukan. Jika ditanya alasannya, si pendiri usaha akan cenderung menyamakan usahanya dengan Facebook yang menggratiskan layanannya tetapi mendapatkan pendapatan iklan yang berlimpah.

Namun lupakan bahwa Facebook memiliki beberapa ratusan juta dalam pendanaannya dan sudah menguntungkan hanya dalam 2 tahun terakhir ini.

Waktu yang paling menantang ialah tahun-tahun pertama beroperasi, yaitu saat situs Anda belum banyak diketahui dan pengunjungnya masih sedikit. Hingga Anda mendapatkan angka pageviewyang menembus angka jutaan per bulan, penghasilan Anda dari iklan akan sangat kecil dan pengiklan tidak akan tertarik pada situs Anda. Jangan bersandar sepenuhnya pada iklan untuk mendanai usaha baru Anda.

Ini adalah bisnis yang sukar ditaklukkan. Mungkin dalam kasus Facebook, hal itu bisa terjadi tetapi entrepreneur biasanya meremehkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan angka pageview. Bisa jadi traction terjadi di awal promosi atau kesepakatan kerjasama dengan pengiklan istimewa tetapi kemudian kenyataan pahit mendera.

Untuk bisa lebih memahami situasi ini, mari kita klarifikasi sejumlah istilah. Kecuali jika Anda sudah begitu dekat dengan dunia iklan online, mungkin Anda tidak membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

1.     Pay per click (PPC). Dalam model yang paling populer, pengiklan akan membayar setiap kali pengguna klik di sebuah iklan dan diarahkan menuju situs si pengiklan. Pengiklan tidak membayar berdasarkan jumlah view tiap iklan tetapi hanya saat iklan itu diklik. Untuk pengiklan, ini disebut cost per click (CPC).
2.     Pay per view (PPV, PPI atau PPM). Dengan model ini, Anda akan dibayar untuk setiap viewiklan atau pageview (sama dengan istilah impression). Bagi pengiklan, ini disebut cost per impression (CPI) atau cost per mile (CPM) per ribu tampilan. Pengiklan normalnya lebih memilih CPC, karena mereka tidak suka membayar saat Anda mengabaikan iklan mereka.
3.     Pay per action (PPA atu PPL). Model iklan ini ditambahkan beberapa tahun lalu untuk memitigasi risiko klik tipuan (click fraud). Di sini pengiklan hanya membayar jika seorang pelanggan telah diantarkan ke situs dan mengarahkannya menuju tindakan lain (konversi) seperti membeli sebuah produk atau mengisi sebuah formulir web. Sisi pengiklan disebut cost per action (CPA) atau cost per lead (CPL).
Kini kembali membahas realitas penghasilan. Jika sebuah usaha rintisan hendak mendapatkan perhatian dari investor, dibutuhkan sebuah laju pertumbuhan yang tinggi seperti Rp 400 juta dalam pemasukan. Kini tanpa target yang sangat khusus, harapan bakunya seharusnya tidak lebih dari Rp 1 dalam pemasukan iklan per seribu pageview.

Intinya adalah bahwa pemasukan iklan online apapun yang Anda proyeksikan pada tahun-tahun pertama usaha rintisan akan banyak dipotong nilainya oleh investor-investor yang cerdas dna berpengalaman. Dan itu akan berpeluang membuat business plan Anda tertolak. Hadapilah kenyataan.

Para investor mengetahui bahwa selama periode awal ini, Anda akan lebih banyak membelanjakan dana dari yang Anda bisa rencanakan, untuk menambah page view daripada mengumpulkan pemasukan dari jutaan pengguna yang belum tentu terjadi. (*/Akhlis)


Tidak ada komentar: