BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Kemampuan untuk mencegah transmisi infeksi di Rumah Sakit
dan upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan
yang bermutu. Dalam pemberian pelayanan yang bermutu, seorang petugas kesehatan
harus memiliki kemampuan untuk mencegah infeksi dimana hal ini memiliki
keterkaitan yang tinggi dengan pekerjaan karena mencakup setiap aspek
penanganan pasien (Soeroso, 2007).
Kebutuhan untuk pengendalian infeksi nosokomial akan semakin
meningkat terlebih lagi dalam keadaan sosial ekonomi yang kurang menguntungkan
seperti yang telah dihadapi Indonesia saat ini. Indikasi rawat pasien akan
semakin ketat, pasien akan datang dalam keadaan yang semakin parah, sehingga
perlu perawatan yang lebih lama yang juga berarti pasien dapat memerlukan
tindakan invasif yang lebih banyak. Secara keseluruhan berarti daya tahan
pasien lebih rendah dan pasien cenderung untuk mengalami berbagai tindakan
invasif yang akan memudahkan masuknya mikroorganisme penyebab infeksi nosokomial
(Soeroso, 2007)
Saat
ini, masalah infeksi nosokomial makin banyak mendapat perhatian para ahli
karena di samping dapat meningkatkan morbilitas maupun mortalitas, juga
menambah biaya perawatan dan obat-obatan, waktu dan tenaga yang pada akhirnya
akan membebani pemerintah/rumah sakit, personil rumah sakit maupun penderita
dan keluarganya. Hal ini jelas bertentangan dengan kebijaksanaan pembangunan
bidang kesehatan yang justru menekankan peningkatan efisiensi pelayanan
kesehatan (Triatmodjo, 1993).
Infeksi nosokomial adalah semua kasus infeksi yang terjadi
sekurang-kurangnya setelah 3 x 24 jam dirawat di rumah sakit atau pada waktu
masuk tidak didapatkan tanda-tanda klinik dari infeksi tersebut. Meskipun
kultur tidak mendukung ke arah infeksi nosokomial, tetap dicatat sebagai
infeksi nosokomial (Kurniadi, 1993)
Jenis
infeksi nosokomial yang sering dijumpai pada pasien bedah berturut-turut adalah
infeksi saluran kemih, infeksi arena bedah, infeksi saluran napas bawah,
bakteriemia dan sepsis yang berkaitan dengan penggunaan alat intravaskuler.
Upaya identifikasi dan pengamatan pasien yang berisiko tinggi harus dilakukan
sehingga kemudian dapat dilakukan upaya pencegahan, diagnosis dan
penanggulangannya (Sjamsuhidayat & De jong, 2004).
Infeksi
nosokomial pada pasien bedah meningkatkan morbiditas dan mortalitas,
memperpanjang masa rawat, menyebabkan hilangnya waktu kerja, dan meningkatkan
biaya perawatan (Sjamsuhidayat & De jong, 2004).
Cara
penularan melalui tenaga perawat ditempatkan sebagai penyebab yang paling utama
infeksi nosokomial. Penularan melalui tangan perawat dapat secara langsung
karena tangan yang kurang bersih atau secara tidak langsung melalui peralatan
yang invasif. Dengan tindakan mencuci tangan secara benar saja kejadian infeksi
nosokomial dapat mencapai 50% apalagi jika tidak mencuci tangan. Peralatan yang
kurang steril, air yang terkontaminasi kuman, cairan desinfektan yang
mengandung kuman, sering meningkatkan risiko infeksi nosokomial (Utje, 1993).
2. Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini kami membatasi permasalahan yang bertujuan agar pengkajiannya lebih
terarah dan tepat sasaran. Adapun rumusan masalahnya adalah :
- Apa yang dimaksud dengan infeksi ?
- Apa saja macam-macam infeksi ?
- Bagaimana cara masuknya infeksi ke dalam tubuh ?
3.Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah :
a.Mengetahui
dan memahami definisi dari infeksi.
b.Untuk
mengetahui macam-macam atau jenis-jenis infeksi.
c.Untuk
mengetahui cara masuknya infeksi kedalam tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Infeksi
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau
cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik.
Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai
menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai
dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit
dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa
inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi
yang baru menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru
disebut infeksi nosokomial.
Infeksi
merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan
sakit.Infeksi juga disebut asimptomatik apabila mikroorganisme gagal dan
menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan.Penyakit akan timbul
jika patogen berbiak dan menyebabakan perubahan pada jaringan normal.
Infeksi
merupakan infeksi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh,terutama
yang menyebabkan cedera sellular lokal akibat kompetisi
metabolisme,toksin,replikasi intra selular,atau respon antigen-antibodi.
Akut . Adalah suatu gangguan atau penyakit yang timbulnya
(onset) cepat, atau berlangsung dalam waktu pendek (tidak lama), dalam kurun
waktu jam, hari hingga minggu.
Pada kondisi tertentu, akut dapat diartikan penyakit yang berat dan memerlukan penanganan secara cepat (emergency), atau penyakit yang bersifat life safing saving, misalnya: akut abdomen, infark miokard akut,apendiksitis akut, dan lain-lain.
Kronis . Artinya gangguan atau penyakit yang berlangsung lama (berbilang bulan atau tahun) atau dikenal sebagai penyakit menahun. Misalnya: hipertensi, diabetes melitus, kusta, psoriasis , dan lain-lain.
Pada kondisi tertentu, akut dapat diartikan penyakit yang berat dan memerlukan penanganan secara cepat (emergency), atau penyakit yang bersifat life safing saving, misalnya: akut abdomen, infark miokard akut,apendiksitis akut, dan lain-lain.
Kronis . Artinya gangguan atau penyakit yang berlangsung lama (berbilang bulan atau tahun) atau dikenal sebagai penyakit menahun. Misalnya: hipertensi, diabetes melitus, kusta, psoriasis , dan lain-lain.
Kita mengenal istilah lain terkait akut dan kronis, yakni
sub-akut dan eksaserbasi akut . Yang dimaksud sub-akut adalah penyakit-penyakit
yang berlangsung agak lama (lebih lama dari akut tapi bukan termasuk kronis),
sedangkan eksaserbasi akut adalah penyakit kronis yang karena berbagai sebab,
menjadi akut.
B. Rantai Infeksi
Perkembangan
infeksi terjadi dalam siklus yang bergantung pada elemen – elemen berikut :
- Agen infeksius atau pertumbuhan patogen
- Tempat atau sumber pertumbuhan patogen
- Portal keluar dari tempat tumbuh tersebut
- Cara penularan
- Portal masuk pejamu
- Pejamu yang rentan
Infeksi terjadi akibat adanya
mikroorganisme,termasuk bakteri,virus,jamur dan protozoa.Mikroorganisme di
kulit dapat merupakan flora residen atau transien.Organisme residen berkembang
biak pada lapisan kulit superfisial,namun 10 – 20% mendiami lapisan
epidermal.Organisme transien melekat pada kulit saat seseorang kontak dengan
orang atau objek lain dalam aktifitas atau kehidupan normal.
Kemungkinan
bagi mikroorganisme atau parasit untuk menyebabkan penyakit bergantung pada
faktor – faktor berikut :
- Organisme dalam jumlah yang cukup
- Virulensi atau kemampuan untuk menyebabkan sakit
- Kemampuan untuk masuk dan hidup dalam pejammu
- Pejamu yang rentan
C. Beberapa agen yang dapat menyebabkan
infeksi,yaitu :
1
.Bakteri
Bakteri
dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang sehat.Keberadaan
bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari datangnya bakteri
patogen.Tetapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan infeksi jika manusia
tersebut meniliki toleransi yang rendah terhadap miikrooorganisme.Cintohnya
Escherechia coli paling banyak dijumpai sebagai penyebab infeksi saluran kemih.
Bakteri
patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi secara aparodik maupun endemik.
Contohnya
:
- anaerobik Gram–positif,Clostridium yang menyebabkan gangren
- Bakteri Gram-positif : Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di kulit dan hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru,tulang,jantung dan infeksi pembuluh darah serta seringkali telah resisten terhadap antibiotika.
- Bakteri Gram-negatif : Enerobacteriacae,contohnya Escherechia coli,Proteus,Klebsiella,Enterobacter.Pseudomonas seringkali ditemukan di air dan penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran pencernaan pasien yang dirawat.Bakteri gram negatif ini bertanggung jawab sekitar setengah dari semua infeksi di rumah sakit.
- Serratia marcescens,dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas jahitan,paru dan peritoneum.
2
.Virus
Banyak
kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai macam virus,termasuk
virus hepatitis B dan C dengan media penularan dari
tranfusi,dialisis,suntikan dan endoskopi.Respiratory syncytial virus
(RSV),rotavirus dan enterovirus yang ditularkan dari kontak tangan ke mulut
atau melalui rute faecal-oral.Hepatitis dan HIV ditularkan melalui pemakaian
jarum suntik,dan trasfusi darah.Rute penularan untuk virus sama seperti
mikroorganisme lainnya.Infeksi gastrointestinal,infeksi traktus respiratorius,penyakit
kulit dan dari darah.Virus lain yang sering menyebabkan infeksi nosokomial
adalah cytomegalovirus,Ebola,influenza virus,herpes simplex virus,dan
varicella-zoster virus,juga dapat ditularkan.
3
.Parasit
Cacing
pita dewasa panjangnya bisa mencapai 240-300 cm. Terdiri dari bagian kepala
yang memiliki kait-kait kecil dan badannya mengandung 1000 proglotid
(bagian yang mengandung telur).
Siklus hidupnya mirip cacing pita sapi, tapi babi hanya merupakan tuan rumah perantara saja.
Manusia juga bisa berperan sebagai tuan rumah perantara, dimana telur cacing mencapai lambung bila tertelan atau bila proglotid berbalik dari usus ke lambung. Embrio lalu dilepaskan di dalam lambung dan menembus dinding usus, lalu akan sampai ke otot, organ dalam, otak dan jaringan dibawah kulit, dimana mereka membentuk kista.
Kista yang hidup hanya menyebabkan reaksi ringan, sedangkan kista yang mati menimbulkan reaksi yang hebat.
Siklus hidupnya mirip cacing pita sapi, tapi babi hanya merupakan tuan rumah perantara saja.
Manusia juga bisa berperan sebagai tuan rumah perantara, dimana telur cacing mencapai lambung bila tertelan atau bila proglotid berbalik dari usus ke lambung. Embrio lalu dilepaskan di dalam lambung dan menembus dinding usus, lalu akan sampai ke otot, organ dalam, otak dan jaringan dibawah kulit, dimana mereka membentuk kista.
Kista yang hidup hanya menyebabkan reaksi ringan, sedangkan kista yang mati menimbulkan reaksi yang hebat.
4.
Jamur
Banyak
jamur dan parasit dapat timbul selama pemberian obat antibiotika bakteri dan
immunosupresan,contohnya infeksi dari Candida albicans,Aspergiilus
spp,Cryptococcus neformans,Cryptosporidium.
5.
Kuman
Kuman
adalah organisme kecil seperti virus, bakteri, jamur, protozoa mikroskopik
jahat yang dapat menyebabkan suatu penyakit atau gangguan kesehatan. Kuman bisa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan ringan maupun berat pada tubuh
organisme inangnya seperti manusia, hewan dan sebagainya.
4.
Proses Infeksi
Infeksi
terjadi secara progresif,berat ringannya penyakit klien tergantung pada tingkat
infeksi,patogenesitas mikroorganisme dan kerentanan pejamu.Didalam proses
infeksi memiliki tahapan tertentu yaitu :
- Periode Inkubasi
Interfal
antara masuknya patogen dalam tubuh dan munculnya gejala utama.
- Tahap Prodomal
Interpal
dari awitan tanda gejala non spesifik(malaise,demam ringan,keletihan)sampai
gejala yang spesifik selama masa ini,mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak
dan klien mampu menularkan ke orang lain.
- Tahap Sakit
Interpal
saat klien memanifestasikan tanda dan gejala yang lebih spesifik terhadap jenis
infeksi.
- Tahap Pemulihan
Interpal
saat munculnya gejala akut infeksi ,lama penyembuhannyatergantung pada beratnya
infeksi dan keadaan umum kesehatan klien.
D. Cara Masuknya Infeksi
- Saluran pernafasan (Inhalasi)
Penularan
penyakit melalui saluran udara pernapasan. Oleh
karena itu ventilasi rumah yang kurang, berjejalan (over crowding) dan tempat-tempat umum adalah faktor yang sangat penting didalam epidemiologi penyakit ini. Penyakit yang ditularkan melalui udara ini sering disebut air borne infection (penyakit yang ditularkan melalui udara). Penyakit-penyakit yang masuknya melalui jalan pernafasan: TBC paru-paru, influensa, pes, paru-paru, pneumonia, selesma,cacar, penyakit lumpuh anak-anak dan lain-lain. Sebagai contoh: orang menderita penyakit influensa pada waktu batuk, bersi atau berbicara, akan menyemprotkan titik-titik getah rongga hidung atau mulut yang mengandung virus virus influenza ke dalam udara. Bila ini masuk ke dalam jalan pernafasan (melalui rongga hidung), maka mungkin akan terjadi penularan. Cara infeksi titik ludah (droplet infection). Suatu kebiasaan yang baik dan patut ditiru ialah: bila batu atau bersin memalingkan muka sambil menutup mulut dan hidung dengan tangan atau sapu tangan. Bila seorang penderita TBC meludah ke lantai tau tanah, maka ludah yang mengandung basil-basil tbc akan mengering dan lama kelamaan akan mendebu. Basil-basil dan debu akan berterbangan dalam udara terbawa oleh angin. Bila ini masuk ke dalam jalan pernapasan, maka mungkin sekali akan terjadi infeksi. Infeksi secara ini disebut infeksi debu (airborne infection). Berludah di lantai adalah kebiasaan yang buruk sekali. Untuk itu baiklah disediakan tempat-tempat tertentu.Infeksi debu tidak seberapa jahat akibatnya, bila dibandingkan dengan infeksi titik ludah. Hal ini disebabkan karena basil-basil yang jatuh ditanah dilemahkan atau dilumpuhkan oleh terik cahaya matahari, sehingga virulensinya berkurang. Saluran pernafasan: melalui udara pernafasan (terhirup), debu, bersin, batuk. Penyakit yang ditularkan lewat saluran pernafasan: batuk rejan (pertusis). TBC (tuberkulosis), radang paru (pneumonia), difteri, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut). Infeksi melalui udara meliputi: Penyakit-penyakit seperti pilek-pilek, bronchitis, tbc, pes, paru-paru, influenza, menularnya melalui udara.Penularan macam ini ada 2 cara: (1) Benih-benih penyakit terdapat dalam titik-titik cairan yang dikeluarkan dari hidung atau mulut waktu penderita batuk, berbicara atau bersin; cara infeksi ini disebut infeksi titik ludah (droplet infection). Benih-benih penyakit itu mudah hilang dari udara, jatuh ke tanah karena beratnya. (2) Cara yang ke-2 disebut infeksi debu (airbone infection). Pada cara ini benih-benih penyakit terdapat di udara.
Benih-benih itu asalnya dari benih-benih yang terdapat dalam ludah yang sudah jatuh ke tanah dan mendebu. Karena sangat halus dan ringannya, benih itu dapat berada dalam udara untuk sementara waktu. Menurut penyelidikan yang akhir-akhir, sinarsinar
ultra ungu dapat membunuh benih-benih penyakit yang terdapat dalam udara itu. Ringkasan: Penularan melalui udara ada 2 macam: infeksi titik ludah (droplet infection), dan infeksi debu (airborne infection).
karena itu ventilasi rumah yang kurang, berjejalan (over crowding) dan tempat-tempat umum adalah faktor yang sangat penting didalam epidemiologi penyakit ini. Penyakit yang ditularkan melalui udara ini sering disebut air borne infection (penyakit yang ditularkan melalui udara). Penyakit-penyakit yang masuknya melalui jalan pernafasan: TBC paru-paru, influensa, pes, paru-paru, pneumonia, selesma,cacar, penyakit lumpuh anak-anak dan lain-lain. Sebagai contoh: orang menderita penyakit influensa pada waktu batuk, bersi atau berbicara, akan menyemprotkan titik-titik getah rongga hidung atau mulut yang mengandung virus virus influenza ke dalam udara. Bila ini masuk ke dalam jalan pernafasan (melalui rongga hidung), maka mungkin akan terjadi penularan. Cara infeksi titik ludah (droplet infection). Suatu kebiasaan yang baik dan patut ditiru ialah: bila batu atau bersin memalingkan muka sambil menutup mulut dan hidung dengan tangan atau sapu tangan. Bila seorang penderita TBC meludah ke lantai tau tanah, maka ludah yang mengandung basil-basil tbc akan mengering dan lama kelamaan akan mendebu. Basil-basil dan debu akan berterbangan dalam udara terbawa oleh angin. Bila ini masuk ke dalam jalan pernapasan, maka mungkin sekali akan terjadi infeksi. Infeksi secara ini disebut infeksi debu (airborne infection). Berludah di lantai adalah kebiasaan yang buruk sekali. Untuk itu baiklah disediakan tempat-tempat tertentu.Infeksi debu tidak seberapa jahat akibatnya, bila dibandingkan dengan infeksi titik ludah. Hal ini disebabkan karena basil-basil yang jatuh ditanah dilemahkan atau dilumpuhkan oleh terik cahaya matahari, sehingga virulensinya berkurang. Saluran pernafasan: melalui udara pernafasan (terhirup), debu, bersin, batuk. Penyakit yang ditularkan lewat saluran pernafasan: batuk rejan (pertusis). TBC (tuberkulosis), radang paru (pneumonia), difteri, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut). Infeksi melalui udara meliputi: Penyakit-penyakit seperti pilek-pilek, bronchitis, tbc, pes, paru-paru, influenza, menularnya melalui udara.Penularan macam ini ada 2 cara: (1) Benih-benih penyakit terdapat dalam titik-titik cairan yang dikeluarkan dari hidung atau mulut waktu penderita batuk, berbicara atau bersin; cara infeksi ini disebut infeksi titik ludah (droplet infection). Benih-benih penyakit itu mudah hilang dari udara, jatuh ke tanah karena beratnya. (2) Cara yang ke-2 disebut infeksi debu (airbone infection). Pada cara ini benih-benih penyakit terdapat di udara.
Benih-benih itu asalnya dari benih-benih yang terdapat dalam ludah yang sudah jatuh ke tanah dan mendebu. Karena sangat halus dan ringannya, benih itu dapat berada dalam udara untuk sementara waktu. Menurut penyelidikan yang akhir-akhir, sinarsinar
ultra ungu dapat membunuh benih-benih penyakit yang terdapat dalam udara itu. Ringkasan: Penularan melalui udara ada 2 macam: infeksi titik ludah (droplet infection), dan infeksi debu (airborne infection).
2.
Saluran pencernaan
Bibit penyakikt masuk ke saluran makanan melalui makanan
atau minuman, alat makan yang tercemar. Penyakit-penyakit
yang masuknya melalui jalan pencernaan makanan antara lain: typhus, cholera, dysentrie,
paratyphus, A, B, dan C, penyakitpenyakit
cacing, keracunan makanan dan lain-lain. Basil-basil masuk ke dalam rongga mulut bersama-sama dengan makanan dan minuman. Makanan-makanan yang sudah dihinggapi lalat atau sudah bercampur dengan racun, dapat menyebabkan berjangkitnya penyakit-penyakit tersebut di atas. Air minum yang tidak masak lebih dahulu pun dapat merupakan bahaya bagi kesehatan. Penyakit yang ditularkan lewat saluran makanan: disentri (basiler, amuba), hepatitis, kolera, tifus, cacingan,
toksoplasma, koksidia dsb.
cacing, keracunan makanan dan lain-lain. Basil-basil masuk ke dalam rongga mulut bersama-sama dengan makanan dan minuman. Makanan-makanan yang sudah dihinggapi lalat atau sudah bercampur dengan racun, dapat menyebabkan berjangkitnya penyakit-penyakit tersebut di atas. Air minum yang tidak masak lebih dahulu pun dapat merupakan bahaya bagi kesehatan. Penyakit yang ditularkan lewat saluran makanan: disentri (basiler, amuba), hepatitis, kolera, tifus, cacingan,
toksoplasma, koksidia dsb.
3.
Kulit
Penyakit-penyakit yang masuknya melalui kulit: malaria, pes,
penyakit anjing gila, tetanus, bisul-bisul, penyakit cacing tambang, gonorrhoe,
syphilis dan lain-lain. Tentang penyakitpenyakit yang cara penularannya melalui
kulit ada 2 macam: Kontak (Contact). Kontak disini dapat terjadi kontak
langsung maupun kontak tidak langsung melalui benda-benda yang
terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi di kota daripada di desa yang penduduknya masih jarang.
terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi di kota daripada di desa yang penduduknya masih jarang.
1.Penularan karena hubungan langsung
(direct contact).
2. Penularan karena hubungan tidak langsung (indirect contact).
2. Penularan karena hubungan tidak langsung (indirect contact).
Yang dimaksud dengan penularan karena hubungan langsung
kalau penularan melalui kulit yang terjadinya sebagai akibat persentuhan. Yang
dimaksud dengan penularan karena hubungan tidak langsung adalah penularan
melalui kulit yang terjadinya dengan perantaraan suatu benda mati (selendang,
sapu tangan, dan lain-lain). Penyakit gudik (kudis) penularannya mungkin secara
langsung mungkin pula secara tidak langsung. Kebiasaan untuk bertukar-tukaran
pakaian adalah suatu kebiasaan yang buruk. Tidur bersama-sama di satu tempat
tidur dengan orang yang menderita penyakit kulit pun dapat berakibatkan
penularan penyakit-penyakit tersebut. Penetrasi pada kulit. Hal ini dapat
langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing
tambang, melalui gigitan vektor misalnya malaria atau melalui luka, misalnya
tetanus.
Kulit: sentuhan dengan kulit, pakaian, handuk dsb. Penyakit
yang ditularkan lewat sentuhan (kontak langsung); kudis, panu,kusta, framboesia
(patek), tetanus.
4.
Melalui Hubungan Kelamin
Saluran
kelamin: melalui hubungan kelamin sesama jenis atau lain jenis. Penyakit
yang ditularkan lewat saluran
kelamin: sipilis, keputihan, infeksi gonokokal, AIDS (acquired Immune
Deficiency Syndrome).
5.
Melalui plasenta
Melalui
plasenta ibu (transplasental); dari ibu ke anak. Infeksi melalui plasenta.
Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada
waktu mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis
6.
Melalui berbagai jalur
Contohnya
adalah polio yang menular melalui mulut dan nafas.
E. Pertahanan Terhadap Infeksi
Tubuh
memiliki pertahanan normal terhadap infeksi,yaitu :
- Flora Normal
Flora
normal tubuh dapat melindungi seseorang terhadap beberapa patogen,normalnya
tubuh mengandung mikroorganisme yang ada pada lapisan permukaan dan di dalam
kulit,saliva,mukosa oral,dan gastrointestinal.
Flora
normal dalam usus besar hidup dalam jumlah besar tanpa menyebabkan sakit.Flora
normal juga mensekresi substansi antibakteri di dalam usus.
- Pertahanan Sistem Tubuh
Sejumlah
sistem organ tubuh memiliki pertahanan tubuh yang unik terhadap
mikroorganisme.Setiap sistem organ memiliki mekanisme pertahanan yang secara
fisiologis disesuaikan dengan struktur dan fungsinya.Misalnya paru jalan masuk
mikroorganisme dilapisi oleh tonjolan seperti rambut atay silia yang secara
ritmis bergerak unruk memindahkan mukus dan organisme yang yang melekat di
faring untuk di ekshalasi.
- Inflamasi
Inflamasi
merupakan reaksi protektif vaskuler dengan menghantarkan cairan,produk darah
dan nutrient ke jaringan interstisial ke daerah cedera.Proses tersebut mampu
menetralisasi dan mengerliminasi patogen atau jaringan mati dan memulai cara
perbaikan sel dan jaringan tubuh.
- Respon Imun
Saat
mikroorganisme menginvasi memasuki tubuh,mikroorganisme tersebut diserang
pertama kali oleh monosit.Sisa mikroorganisme tersebut kemudian memicu respon
imun,materi yang tertinggal (antigen) menyebabkan kerentanan respon yang
mengubah susunan biologis tubuh sehingga reaksi untuk paparan berikutnya
berbeda dengan reaksi pertama ,respon yang berubah ini dikenal dengan respon
imun.
F.
Pembagian
Infeksi
PRIMER
Apabila
terjadi secara langsung sebagai akibat dari proses yang ditimbulkan
mikroorganisme sendiri
SEKUNDER
Terjadi
oleh sesuatu sebab, misalnya : kelemahan tubuh, kelaparan, kelelahan, luka dan
sebagainya
G. MACAM MACAM INFEKSI
- Infeksi pada saluran kemih
Infeksi
saluran kemih (ISK)
adalah infeksi bakteri yang mengenai bagian dari saluran
kemih. Ketika mengenai saluran kemih bawah dinamai sistitis (infeksi
kandung kemih) sederhana, dan ketika mengenai saluran kemih atas
dinamai pielonefritis (infeksi ginjal). Gejala dari saluran kemih
bawah meliputi buang air kecil terasa sakit dan sering buang air kecil atau
desakan untuk buang air kecil (atau keduanya), sementara gejala pielonefritis
meliputi demam dan nyeri panggul di samping gejala ISK bawah.
Pada orang lanjut usia dan anak kecil, gejalanya bisa jadi samar atau tidak
spesifik. Kuman tersering penyebab kedua tipe tersebut adalahEscherichia
coli, tetapi bakteri lain, virus, maupun jamur dapat menjadi
penyebab meskipun jarang.
Infeksi
saluran kemih lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki,
dengan separuh perempuan mengalami setidaknya satu kali infeksi selama
hidupnya.
- infeksi pada saluran pernafasan
Infeksi
saluran pernapasan adalah infeksi yang mengenai bagian manapun saluran
pernapasan, mulai dari hidung, telinga tengah, faring (tenggorokan)), kotak
suara (laring), bronchi, bronkhioli dan paru. Jenis penyakit yang termasuk
dalam infeksi saluran pernapasan bagian atas antara lain:
o Batuk pilek
o Sakit telinga (otitis media)
o Radang tenggorokan (faringitis)
Sedangkan
jenis penyakit yang termasuk infeksi saluran pernapasan bagian bawah antara lain
:
o Bronchitis
o Bronkhiolitis
o Pneumonia
c.infeksi
pada lambung
Pada umumnya radang lambung dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, di antaranya:
Ø Adanya stres dan tekanan emosional
yang berlebihan pada seseorang
Ø Adanya asam lambung dan pepsin yang
berlebihan
Ø Mukosa (selaput lendir) lambung tak
tahan terhadap asam lambung dan pepsin yang berlebihan karena menurunnya
kemampuan fungsi mukosa lambung tersebut.
Ø Waktu makan yang tak teratur, sering
terlambat makan, atau sering makan berlebihan
Ø Terlalu banyak makanan yang pedas,
asam, minuman beralkohol, obat-obatan tertentu dengan dosis tinggi
1. infeksi ginjal
Infeksi
ginjal biasanya terjadi ketika bakteri masuk ke saluran kencing dan mulai
berkembang biak. Bakteri yang berasal dari infeksi di bagian tubuh lain juga
bisa menyebar ke aliran darah dan masuk ke ginjal.
Kondisi
seperti ini dapat terjadi jika bagian tubuh buatan mengalami infeksi. Bagian
tubuh buatan, misalnya katup jantung buatan atau sendi buatan, yang digunakan
untuk menggantikan bagian tubuh asli yang rusak.
Infeksi
ginjal juga dapat muncul setelah operasi ginjal.
e.infeksi usus
e.infeksi usus
Infeksi
usus adalah suatu penyakit yang menyerang usus yang di sebabkan oleh bakteri
cryptosporidium. Penyakit infeksi usus ini dapat menyerang baik usus kecil
maupun usus besar, yang dapat menimbulkan efek seperti diare, mual, ataupun
kram pada perut,nfeksi usus ini juga dapat menyebabkan kematian apabila tidak
segera di atasi atau di tangani
H. Cara Pencegahan Infeksi
Dengan
menggunakan Standar kewaspadaan terhadap infeksi, antara lain :
- Cuci Tangan
- Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi.
- Segera setelah melepas sarung tangan.
- Di antara sentuhan dengan pasien.
- Sarung Tangan
- Bila kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, dan bahan yang terkontaminasi.
- Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka.
- Masker, Kaca Mata, Masker Muka
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
infeksi adalah masuk dan berkembangnya agen infeksi ke dalam tubuh seseorang atau hewan. Pada infeksi yang “manifes”, orang yang terinfeksi tampak sakit secara lahiriah. Pada infeksi yang “non-manifes”, tidak ada gejala atau tanda lahiriah. Jadi, infeksi jangan dirancukan dengan penyakit.
infeksi adalah masuk dan berkembangnya agen infeksi ke dalam tubuh seseorang atau hewan. Pada infeksi yang “manifes”, orang yang terinfeksi tampak sakit secara lahiriah. Pada infeksi yang “non-manifes”, tidak ada gejala atau tanda lahiriah. Jadi, infeksi jangan dirancukan dengan penyakit.
Istilah “infeksi” juga hanya mengacu pada organisme patogen,
tidak pada semua jenis organisme. Sebagai contoh, pertumbuhan normal flora
bakteri yang biasa hadir di dalam saluran usus tidak
dianggap sebagai infeksi. Hal yang sama berlaku
untuk bakteri yang biasanya menghuni mulut. Agen Infeksi yang
kemungkinan terjadinya infeksi tergantung pada karakteristik mikroorganisme,
resistensi terhadap zat-zat antibiotika, tingkat virulensi, dan banyaknya
materi infeksius. Respon dan toleransi tubuh pasien dipengaruhi oleh Umur,
status imunitas penderita, penyakit yang diderita, obesitas dan malnutrisi,
orang yang menggunakan obat-obatan immunosupresan dan steroid, intervensi yang
dilakukan pada tubuh untuk melakukan diagnosa dan terapi.
Macam
penyakit yang disebabkan oleh infeksi nosokomial, misalnya Infeksi saluran
kemih. Infeksi ini merupakan kejadian tersering, dihubungkan dengan penggunaan
kateter urin. Nosokomial pneumonia, terutama karena pemakaian ventilator,
tindakan trakeostomy, intubasi, pemasangan NGT, dan terapi inhalasi. Nosokomial
bakteremi yang memiliki resiko kematian yang sangat tinggi.
B.Saran
Setelah
mempelajari tentang infeksi ini kiranya kita dapat memanfaatkan semaksimal
mungkin meteri ini sehingga kita dapat mengerti dan memahami tentang infeksi
Penulis sadar dan mengakuinya, masih banyak kesalahan dan kekurangan yang harus
ditutupi. Oleh karena itu penulis dengan lapang dada menerima kritik dan saran
dari para pembaca guna dan tujuan untuk memperbaiki dan melengkapi apa yang
kurang dalam makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA
- Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta; 2001
- Suwarni, A. Studi Diskriptif Pola Upaya Penyehatan Lingkungan Hubungannya dengan Rerata Lama Hari Perawatan dan Kejadian Infeksi Nosokomial Studi Kasus: Penderita Pasca Bedah Rawat Inap di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Provinsi DIY Tahun 1999. Badan Litbang Kesehatan Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Yogyakarta; 2001
- Schaffer, et al (2000) Pencegahan Infeksi & Praktik yang Aman, Jakarta: EGC.
- Sjamsuhidayat & De Jong (2004) Buku ajar Ilmu Bedah, EGC: Jakarta.
- Alimul, A. H. (2002). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
- http://kamuskesehatan.com/arti/infeksi/
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat mengerjakan makalah ini
tepat pada waktunya yang berjudul “ INFEKSI “ Makalah ini berisikan tentang
informasi dan penjelasan tentang infeksi, macam macam infeksi, cara masuknya
infeksi.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari harapan
,oleh karena itu sran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak sangat
kami harapkan untuk menghasilkan makalah yang lebih baik untuk masa mendatang
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini . Semoga makalah ini
bermanfaat untuk semua.
Raha, Januari
2016
Penyusun
|
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………i
Daftar Isi …………………………………………………………………………..…. ii
Daftar Isi …………………………………………………………………………..…. ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
…………………………………………………………………….…. 1
2. Rumusan
Masalah……………………………………………………………… ……… 2
3. Tujuan Penulisan
………………………………………………………………. …… 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi Infeksi ………………………………………………………………….
3
2. Beberapa Yang Menyebabkan Infeksi
……………………………………… ……….. 3
3. Cara masuknya Infeksi
………………………………………………………… ……… 6
4. Macam Macam Infeksi
……………………………………………………………….. 9
5. Cara Mencegah Infeksi
………………………………………………………………… 10
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ……………………………………………………………………… 11
2. Saran ……………………………………………………………………………. 11
1. Kesimpulan ……………………………………………………………………… 11
2. Saran ……………………………………………………………………………. 11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….
12
|
MAKALAH
INFEKSI
OLEH :
ENDRIANI
D3
KEPERAWATAN GIGI
STIKES
AMANAH MAKASSAR
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar