do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Jumat, 27 September 2013

Tak Semuanya Membutuhkan Desain Web Responsif

Desain web yang responsif membuktikan bahwa manfaatnya bukan hanya sebuah tren sesaat saja tetapi membuat kita makin berani berkreasi dan bertanggung jawab atas buah karya kita. Namun sekarang pertanyaannya, apakah memang desain web yang diperkenalkan olehEthan Marcotte inidiperuntukkan untuk semua orang dan perusahaan tanpa kecuali? Atau adakah pengecualiannya?
Sebelum Anda memikirkan tentang bagaimana menerapkan desain web responsif dalam situs yang Anda kelola, cobalah Anda cermati keunggulan dan kelemahannya berikut ini. Bisa jadi Anda akan makin mantap menggunakan desain web responsif atau malah memutuskan untuk tidak menerapkannya. Semua tergantung kebutuhan Anda. Berikut adalah poin-poin yang dapat emnjadi pertimbangan, seperti dirangkum dari blog.pixelcrayons.com.
Untuk keunggulan desain web responsif, Anda dapat menggunakannya sebagai alat untuk memperkaya pengalaman pengguna dari semua jenis perangkat bergerak, baik yang sudah banyak digunakan hingga yang belum diketahui khalayak luas. Selain itu, Anda tidak perlu mencemaskan mengenai perbedaan konten saat berkenaan dengan desain web responsif. Tak ada keharusan untuk mendistribusikan konten secara terpisah dalam situs Anda.
Di masa datang, pertumbuhan angka pengguna perangkat bergerak (mobile gadgets) akan lebih tinggi karena itu Anda harus menyadari bahwa platform asli (native) di desktop akan mengalami penurunan (meski tidak sama sekali lenyap).
Desain responsif membantu kita menjadi lebih bertanggung jawab terhadap masa depan dan berpikir dengan cara yang memungkinkan kita memberikan pengalaman yang hebat saat ini dan selanjutnya kelak. Kadang desainer web merasa kewalahan dan bingung, tetapi saat itulah kreativitas bermula bukan?
Dari desain web responsif kini dunia mulai terbuka terhadap kemungkinan perkembangan lain yang tak kalah menakjubkan yakni platform-agnostic, mobile-first, context-first, user-firstdan sebagainya.
Google juga menyatakan pihaknya menyukai desain web yang responsif dan menyambutnya dengan baik. Berikut merupakan pernyataan perwakilan Google tentang desain web responsif:
Google recommends webmasters follow the industry best practice of using responsive web design, namely serving the same HTML for all devices and using only CSS media queries to decide the rendering on each device. If responsive design is not the best option to serve your users, Google supports serving your content using different HTML. The different HTML can be on the same URL (a setup called dynamic serving) or on different URLs, and Googlebot can handle both setups appropriately if you follow our setup recommendations.
Di saat yang sama, Google menyarankan konsep ini hanya dapat diterapkan jika dianggap dapat meningkatkan pengalaman optimal bagi pengguna. Jika sebaliknya, cobalah untuk menerapkan konsep situs mobile terpisah. Namun, konsekuensinya adalah biaya pembuatan situs mobile akan lebih tinggi daripada pembuatan desain responsif.
Lalu apa saja kelemahan yang harus diketahui? Navigasi merupakan aspek paling menantang yang harus ditangani. Pertimbangkan pro dan kontra pola navigasinya. Dibutuhkan waktu untuk menentukan ini semua. Jangan tergesa-gesa.
Hal lain yang harus juga menjadi aspek pertimbangan ialah iklan yang akan ditampilkan. Apakah iklan akan tertampil sebagaimana versi desktop atau di versi mobile, iklan itu akan ditampilkan beberapa saja atau dibatasi? Ini semua berpengaruh pada pemasukan perusahaan dari periklanan, yang tidak bisa dianggap sepele.
Isu lain yang harus dihadapi saat Anda membuat besain web yang responsif ialah bagaimana menentukan ukuran situs, kinerjanya, gambar-gambar, dan sebagainya, tetapi semuanya dapat dan tengah diperbaiki. Dan seperti kita tahu, masalahnya hanyalah kita harus memikirkan solusi terbaik untuk menciptakan sebuah tampilan yang lebih bersahabat dan lebih baik bagi pengunjung website. (*Akhlis)

Tidak ada komentar: