do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Selasa, 29 Oktober 2013

Jadi Entrepreneur Butuh Bakat?


Bakat itu tidak cukup. Bakat bukan segalanya yang dibutuhkan seorang entrepreneur untuk bisa berhasil. Kandidat terbaik dalam sebuah pekerjaan, kariri, posisi atau apapun itu bukan hanya kandidat yang dianggap paling kompeten. Usaha rintisan yang kompeten pun harus diperkuat oleh individu-individu yang kompak dan memiliki visi dan misi yang serupa saat bekerja. Mereka inilah yang menjadi bagian integral dalam sebuah tim usaha rintisan yang krusial bagi kemajuan sebuah bisnis. Usaha rintisan yang kuatharus disokong oleh tim yang kuat pula dan kerja tim yang solid membutuhkan kematangan emosional yang sangat baik. Dalam bekerja, hindari drama. Hadapi masalah dengan kepala dingin agar bisa lebih efektif menemukan solusi. Mendramatisir atau membiarkan larut dalam emosi akan membuat solusi lebih sulit untuk ditemukan.

Ketrampilan emosional setidaknya memiliki peran yang sama pentingnya dengan ketrampilan teknis bagi orang-orang yang berada di sekitar entrepreneur. Pada tingkatan tertentu kompetensi teknis dalam bidang keahlian seseorang yang membantu entrepreneur itu amat perlu tetapi tetap saja hal itu tidak bisa menggantikan kematangan emosional. Seiring berjalannya waktu, kita bisa melatih orang untuk memiliki ketrampilan teknis yang diinginkan tetapi melatih orang untuk memiliki kematangan emosional bukanlah hal yang mudah. Mengapa? Karena itu harus datang dari dalam diri orang itu sendiri, bukan dari faktor eksternal lainnya.(gambar: michaelhyatt.com/*AP)

Tidak ada komentar: