do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Kamis, 31 Oktober 2013

Berbisnis Sekaligus Melestarikan Warisan Budaya Indonesia? Jawabannya Adalah Bisnis Batik...

Bisnis produksi maupun jual beli kain dan baju batik, ternyata lebih banyak untungnya daripada ruginya. Kok bisa? Sejumlah alasannya adalah nama batik sendiri yang sudah sangat mendunia, terutama sebagai warisan budaya Indonesia. Alasan lain terkait banyaknya pangsa pasar di segmen bisnis ini. Setiap daerah di Indonesia pastinya mempunyai batik andalan, tidak hanya Jogjakarta tetapi semua daerah di Indonesia. Terlebih Solo, Pekalongan, dan Lasem yang sangat terkenal dengan produksi batiknya.
Yang lebih menarik, semakin tahun motif dan produk batik berkembang sesuai dengan perkembangan jaman. Jadi corak dan modelnya sudah nggak kablug alias jadul lagi. Nah, bagi Anda yang tertarik untuk terjun di bisnis perbatikan, perhatikan baik-baik beberapa wacana berikut ini. Usaha batik sekarang tidak hanya memproduksi batik kain jarik saja, tetapi berkembang menjadi produk batik kaos, batik lukis, bahkan mengadakan kursus membatik serta membuka konsultasi untuk mahasiswa untuk desain dan seni. Apalagi jika Anda menambah usaha Anda ke dalam dunia maya, yaitu dengan membuat weblog dengan nama keren, pasti akan banyak sekali yang tertarik untuk menjadi konsumen.
Untuk membuat batik juga membutuhkan beberapa perlengkapan, seperti:
  1. Kain, baik berbentuk jarik atau kaos, dengan berbagai jenis seperti sutra, dobi, birkolin dan lain-lain. Harganya bervariasi. Contohnya untuk birkolin, harganya 350 ribu rupiah per pcs. Satu pcs 27 meter. Kain bisa anda peroleh dari pasar Beringharjo Jogja atau di Solo.
  2. Malam, dengan berbagai kualitas dari no 1 hingga no 4. Harganya tidak begitu mahal. Contohnya malam kualitas no 3 harganya 15 ribu per kg.
  3. Pewarna, jenis naptol dengan harga Rp. 2.500,00 per 5 gr dan in gosol dengan harga Rp. 3.000 per 5 gr. Sebagai contoh, untuk membuat 30 buah lukisan dengan ukuran kain 75cm x 90 cm dibutuhkan 1/2 ons pewarna. Catatan, warna pink dan orange harganya lebih mahal dari yang lain, yaitu Rp. 4000,00 per gr.
Untuk urutan pembuatannya adalah sebagai berikut. Batik Anda desain dulu, setelah itu baru desain dan komposisi warna tersebut Anda batikkan ke kain yang sudah Anda persiapkan. Desainnya bisa Anda hak paten-kan kalau jika dijiplak. Perlu Anda ketahui, desain batik tidak menggunakan komputer karena Anda akan sulit untuk menemukan komposisi warna yang sama dengan warna desain pada layar komputer. Jadi biasanya dilakukan manual. Setelah proses pembatikkan, Anda harus melakukan beberapa tahap proses pencucian. Proses pencucian produk kaos lebih berat daripada kain biasa. Jadi kalau Anda punya pekerja, gunakan yang usianya masih muda untuk mencuci batik jenis kaos.
Untuk pangsa pasar Anda tidak perlu khawatir. Anda bisa menjual ke pasar luar negeri. Anda bisa lakukan pemasaran onlineuntuk menjangkau pasar tersebut.Untuk gambaran, misalnya nanti jumlah order yang masuk ke butik Anda adalah untuk batik lukis, order yang masuk antara 25 170 buah per bulan. Kaos 5 25 buah per bulannya. Harga batik lukis tergantung dengan ukuran dan jumlah order. Ukuran sedang harga partai besar 40 ribu per buah. Jika eceran bisa mencapai 80 ribu per buah. Harga batik tulis bisa mencapai 300 ribu per lembar.
Berikut juga diberikan simulasi pendapatan dan pengeluaran untuk mulai berbisnis batik
Pendapatan
Penjualan batik lukis : 120 x Rp. 40.000,00 = Rp. 4.800.000,00
Penjualan Kaos batik : 20 x Rp. 60.000,00 = Rp. 1.200.000,00
Total Pendapatan :Rp. 6.000.000,00
Pengeluaran
Kain : 4 pcs x Rp. 350.000,00 = Rp. 1.400.000,00
Malam : 5 kg x Rp. 15.000,00 = Rp. 75.000,00
Pewarna Naptol : 2 ons x rp. 50.000,00 = Rp. 100.000,00
Karyawan : 2 orang x Rp. 600.000 = Rp. 1.200.000,00
Total Pengeluaran :Rp. 2.775.000,00
KeuntunganRp.6.000.000,00-Rp. 2.775.000,00 =Rp. 3.225.000,00
Selamat mencoba berbisnis batik, warisan budaya kita...(bn/dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar: