do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Sabtu, 12 Oktober 2013

Pengertian Manajemen Risiko?????

Kali ini tim redaksi ingin mencoba berbagai tentang ilmu yang diyakini berguna bagi Anda yang ingin maupun sudah menjalankan bisnis, yakni Ilmu Manajemen Resiko. Semoga dapat bermanfaat terutama bagi yang membutuhkan.
Pengertian Manajemen Risiko
Risiko adalah segala sesuatu yang berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan yang diukur berdasarkan kemungkinan dan dampaknya.
Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Strategi yang dapat digunakan antara lain mentransfer risiko pada pihak lain, mengindari risiko, mengurangi efek buruk dari risiko dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari risiko tertentu.
Strategi Menghadapi Resiko
Strategi Reaktif : Secara umum, tim perangkat lunak tidak berbuat apa-apa di seputar risiko sampai sesuatu yang buruk terjadi dan baru kemudian tim tersebut melakukan aksi untuk membetulkan masalah itu dengan cepat.
Strategi Proaktif : Memikirkan risiko sebelum kerja teknis diawali. Risiko potensial diidentifikasi, probabilitas dan pengaruh proyek diperkirakan, dan diprioritaskan menurut kepentingan.
Jenis-jenis cara mengelola risiko
Risk avoidance : Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
Risk reduction : Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
Risk transfer : Yatu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun hedging.
Risk deferral : Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
Risk retention : Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurnagi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.
Macam - macam kategori resiko
Resiko proyek : Resiko proyek mengancam rencana proyek. Bila resiko proyek menjadi kenyataan maka ada kemungkinan jadwal proyek akan mengalami slip & biaya menjadi bertambah. Resiko proyek mengidenifikasi : Biaya, Sumber daya, Jadwal - pelanggan, Personil (staffing & organisasi) dan masalah persyaratan.
Resiko teknis : Resiko teknis mengancam kualitas & ketepatan waktu PL yg akan dihasilkan. Bila resiko teknis menjadi kenyataan maka implementasinya menjadi sangat sulit atau tidak mungkin. Resiko teknis mengidentifikasi : Desain potensial, ambiquitas, implementasi, spesifikasi, interfacing, ketidakpastian teknik, verivikasi, keusangan teknik, masalah pemeliharaan dan teknologi yg leading edge.
Resiko bisnis : Resiko bisnis mengancam viabilitas PL yg akan dibangun. Resiko bisnis membahayakan proyek atau produk.
Resiko yg sudah diketahui adalah resiko yg dpt diungkap setelah dilakukan evaluasi secara hati - hati terhadap rencana proyek, bisnis, & lingkungan teknik dimana proyek sedang dikembangkan, dan sumber informasi reliable lainnya. seperti : Tgl penyampaian yg tdk realitas, kurangnya persyaratan yg terdokumentasi, kurangnya ruag lingkup PL dan lingkungan pengembangan yg buruk.
Resiko yg dapat diramalkan diekstrapolasi dari pengalaman proyek sebelumnya. Misalnya : pergantian staf, komunikasi yg buruk dgn para pelanggan, mengurangi usaha staff bila permintaan pemeliharaan dan sedang berlangsung dilayani.
Resiko yg tidak diharapkan : resiko ini dapat benar-benar terjadi, tetapi sangat sulit untuk diidentifikasi sebelumnya.
Manfaat Manajemen Risiko
Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko antara lain (Mok et al., 1996) :
Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit
Memudahkan estimasi biaya.
Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam cara yang benar.
Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.
Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.
Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.
Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.
Sekian dan semoga bermanfaat. (bn/dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar: