Dalam beberapa kali diskusi dengan tokoh-tokoh pengusaha, baik yang
sudah mapan, ataupun yang sedang memulai, ternyata ada sebuah perbedaan
yang sangat mencolok dari mereka yang sudah sukses dan belum. Yang sudah
sukses, kebanyakan sangat responsif dengan kalender. Lo, kok? Apa
hubungannya?
Ya, ternyata, mereka yang sukses itu sangat
memperhatikan momen-momen istimewa dalam kalender. Bagi pengusaha
makanan misalnya, mereka sangat sensitif kalau sudah mendekati bulan
puasa pada September nanti. Bahkan, ada pula yang sudah menyiapkan
jauh-jauh hari agar bisa memaksimalkan bulan suci umat Islam itu. Ada
yang sudah bersiap untuk menggelar menu khusus untuk sahur dan buka.
Yang punya bisnis katering kantoran, malah ada yang sudah menyiapkan
diri untuk membuat menu buka puasa khusus orang kantoran. Lebih heboh
lagi, ada satu rekan saya yang sudah berburu resep kue alternatif untuk
dijual menjelang hari Lebaran. Sebab, katanya, dari dulu sampai
sekarang, menu kue kering pas Lebaran itu-itu saja. Kalau mau laris,
perlu inovasi yang lain, katanya.
Itu baru menjelang bulan puasa
yang masih sekitar sebulan lagi. Nah, ada lagi yang sangat sensitif di
bulan ini, yakni bulan Agustus. Karena, pada bulan inilah kita merayakan
hari kemerdekaan bangsa. Pengusaha sablon saat ini ramai-ramai membuat
banyak bendera dan kaos-kaos pesanan kantoran yang biasanya mengadakan
lomba tujuh belasan. Ada juga bahkan yang punya bisnis EO (Event
Organizer), sudah sibuk menyiapkan proposal acara kegiatan tujuhbelasan
ini, jauh hari sebelumnya, bahkan dari sejak bulan Februari!
Memang,
momentum-momentum semacam hari raya keagamaan hingga ulang tahun
kemerdekaan adalah masa panen bagi pengusaha yang tahu peluang. Mereka
sangat responsif dalam melihat kalender yang sedang berjalan. Setiap ada
event yang bisa untuk berjualan produk karya mereka, akan berusaha
dimaksimalkan. Inilah salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan
dan diwaspadai para pengusaha.
Mengapa? Selain terbukanya banyak
peluang yang menguntungkan, masa semacam ini banyak pula menghadirkan
saingan. Coba tengok waktu Lebaran, berapa banyak pengusaha parsel
dadakan yang muncul menggelar dagangan. Berapa banyak pula penjual aneka
ragam hiasan kemerdekaan sewaktu bulan Agustus datang. Tak salah
memang, jika kita mau ikut mencari celah menguntungkan di tengah
persaingan tersebut. Namun, alangkah baiknya juga jika kita bisa lebih
responsif bukan hanya pada hal yang bersifat musiman saja. Namun, perlu
juga kita mencoba lebih respon pada tanggal-tanggal yang di luar bulan
musiman itu. Caranya? Berikut adalah beberapa tips praktis yang saya
rangkum dari perbincangan dengan beberapa pengusaha:
1. Tanyakan kerabat, momen apa yang paling dekat dengan mereka
Banyak
sekali sebenarnya momen-momen yang bisa dijadikan peluang bisnis. Ulang
tahun adalah salah satunya. Pernikahan juga menjadi peluang yang
lainnya. Dengan rajin bertanya, pada kerabat, network kita,
atau relasi di mana pun dan kapan pun, kita akan makin banyak tahu momen
apa saja yang bisa kita oleh untuk dijadikan peluang bisnis.
2. Buat catatan singkat yang bisa dijadikan agenda tahunan
Jika
sudah mendapat informasinya, segera catat dalam buku agenda Anda.
Jangan lupakan momen-momen itu. Kalau perlu buat catatan pengingat agar
bisa selalu update dengan momen tersebut. Dengan begitu, Anda
pun bisa bersiap jauh-jauh hari sebelumnya agar bisa memberikan layanan
lebih maksimal pada calon pelanggan Anda.
3. Fokuskan pada layanan tertentu
Kalau
Anda sudah memutuskan bisnis tertentu, tawarkan bisnis itu saja pada
calon pelanggan Anda. Jangan tergoda untuk menerjuni bisnis lain yang
kelihatan lebih menguntungkan pada masa tertentu. Mengapa? Sebab, dengan
Anda fokus pada salah satu bisnis, misalnya parsel bunga, maka orang
akan selalu mengingat layanan Anda pada momen yang penting baginya.
Tentu, bukan tidak menihilkan kemungkinan Anda menekuni bisnis lain.
Tapi, setidaknya perlu ada satu usaha yang bisa Anda jadikan branding dahulu sehingga Anda akan lebih mudah dikenal orang saat membutuhkan jasa atau bisnis Anda.
Ketiga
tips tersebut tak akan jadi maksimal jika tidak ada tindakan nyata.
Sekali lagi, jika ada momentum, bukan rencana saja yang perlu Anda
tentukan, namun jauh lebih penting segera bertindak, sebelum momentum
itu terlewat. (bn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar