do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Selasa, 29 Oktober 2013

Pintar Bukan Syarat Utama Jadi Pengusaha

Pengusaha sukses Jusuf Kalla menyatakan untuk menjadi pengusaha dan orang berhasil dalam berbagai bidang tidak cukup hanya berbekal dengan kepintaran saja.
"Untuk mencapai kemajuan dan keberhasilan tidak cukup hanya dengan kepintaran, tapi juga harus cerdas. Bahkan, kepintaran dan kecerdasan pun juga masih belum cukup," tegas Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum Palang Merah Indonesia ketika memberikan kuliah perdana mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu.
Selain pintar dan cerdas, lanjutnya, masih ada beberapa bekal yang harus dimiliki seseorang jika ingin maju dan meraih yang dicita-citakan, terutama dalam persaingan usaha, yakni keberanian dan semangat serta penguasaan teknologi.
Sebab, katanya, di dunia ini, banyak negara yang tidak punya sumber daya alam (SDA), tapi mereka kaya dan sebaliknya, banyak negara kaya akan SDA, tapi mereka tetap miskin.
Negara-negara yang tidak punya SDA melimpah ini, ujar Jusuf Kalla, memiliki semangat luar biasa untuk berusaha demi memenuhi kebutuhan dan kemakmuran rakyatnya.
"Yang membedakan kita dengan mereka adalah semangat, padahal semangat inilah yang mampu membawa kita bisa maju dan makmur," ujarnya menegaskan.
Sementara ketika berdialog dengan mahasiswa baru di UMM Dome, Jusuf Kalla banyak mendapatkan pertanyaan dan beragam. Namun, pada intinya para mahasiswa baru itu ingin menjadi seorang pengusaha yang sukses seperti Jusuf Kalla.
Salah seorang mahasiswa asal Tulungagung, Laila, yang bertanya soal krisis yang dialami Indonesia akibat rupiah terus melemah terhadap dolar AS, Jusuf Kalla mengatakan sejumlah komoditas pangan pokok harganya terus melambung, karena untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber pada impor.
Kalau dolar AS terus naik dan rupiah melemah, katanya, secara otomatis komoditas pangan pokok yang diimpor tersebut juga akan menyesuaikan.
Sekarang, kata Jusuf Kalla, beras, gula, cabai dan sejumlah bahan pokok lainnya banyak yang impor, padahal negara ini bisa menanam komoditas tersebut, bahkan dulu bisa swasembada pangan.
"Untuk mengatasi masalah ini, produktivitas harus ditingkatkan dengan memanfaatkan teknologi. Sebab, lahan pertanian di negeri ini semakin sempit akibat alih fungsi," tandasnya. (bn)

Tidak ada komentar: