do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Selasa, 29 Oktober 2013

Belajar dari Kegagalan

Banyak orang menyesali kesalahan dan kegagalan dalam hidup, termasuk soal kariernya. Tapi, sebenarnya, ada banyak hal yang bisa dipelajari sehingga kesalahan itu justru berbuah pembelajaran yang akan mendongkrak karier. Menurut Alexander Kjerulf, konsultan Sumber Daya Manusia (SDM), ada banyak hal yang justru harusnya disyukuri saat melakukan kesalahan.

Kesalahan adalah kesempatan untuk belajar lebih banyak

Suatu ketika, kita barangkali melakukan kesalahan. Dan, sudah pasti itu akan membuat tidak nyaman. Tapi, jika kita membiasakan diri untuk memilih belajar--dibanding sekadar menyesali tiada henti--itu akan membuat kita makin dewasa dan berkembang.

Tak perlu berusaha menutupi kesalahan

Dengan kepala dingin dan hati yang lapang, saat mengakui sebenarnya itu justru melegakan. Bayangkan, jika kita justru berusaha menutupinya dan berusaha mati-matian agar tak ketahuan. Akibatnya, pekerjaan di masa mendatang yang harusnya bisa dilakukan maksimal, justru tak bisa dikerjakan karena sibuk menutupi kesalahan. Karena itu, Kjerulf menyarankan, cobalah lebih terbuka dan diskusikan tentang kesalahan yang dibuat. Sehingga, saat ditemukan solusi, kita akan jauh lebih lega dan dapat fokus untuk menyelesaikan pekerjaan lainnya.

Memperkuat kreativitas dan inovasi

Randy Pausch, seorang profesor yang terkenal, memelopori pemberian penghargaan yang disebut the First Penguin (pinguin pertama). Penghargaan itu diberikan kepada tim di kelasnya yang paling berani mengambil risiko dan gagal. Penghargaan itu terinspirasi oleh kisah pinguin pertama yang berani mengambil risiko terjun ke dalam air, meski tahu persis di air itu barangkali ada predator yang siap memangsa mereka. Namun, tanpa keberanian dari pinguin pertama, tak akan ada belasan dan ratusan pinguin yang berani masuk ke air.

Itulah bentuk "pengorbanan" yang sebenarnya perlu dilakukan untuk menguji mentalitas. Dan, seperti banyak sejarah mencatat, mereka yang pertamalah yang biasanya berjaya. Sisanya? Adalah para follower yang jika tak mumpuni, hanya akan begitu-begitu saja.

Kesalahan biasanya justru membuka "pintu" peluang lain

Masih ingat kisah perekat kertas Stick a note dari 3M, lem yang dianggap gagal karena kurang rekat? Tapi, dengan kreativitas tertentu, lem itu kini justru jadi bahan industri kertas penempel pesan yang mudah dilepas dan dibuang dan membuat untung perusahaan hingga miliaran dolar. Jadi, saat berbuat kesalahan, coba pelajari sisi lain dari kesalahan itu. Siapa tahu ada sesuatu yang bisa dikreasikan untuk mencapai keberhasilan. (*/ian)

Tidak ada komentar: