do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Selasa, 29 Oktober 2013

Berbisnis Tidak Selalu

Sebuah kisah klise tentang bagaimana karir seorang entrepreneur biasanya bermula dari keinginan untuk menjadi hartawan, memiliki kehidupan finansial yang lebih mapan, dan sejenisnya. Memang tidak ada yang salah dengan semua keinginan tersebut. Akan tetapi ada beberapa alasan mengapa seorang entrepreneur sebaiknya tidak membangun bisnis hanya karena dorongan finansial. Dan hal ini dipertegas oleh beberapa entrepreneur kaliber dunia yang menyatakan bahwa keinginan untuk mencetak untung bukan sebuah alasan yang cukup baik untuk memulai bisnis.

Miliki MisiDi antara para entrepreneur kaliber dunia tersebut, Steve Jobs juga menyatakan hal serupa saat menyampaikan pidatonya suatu saat di pertengahan tahun 1980. Jobs memaparkan betapa pentingnya untuk mengikuti apa kata hati kita dan melakukan sesuatu yang kita gemari. Terlalu berfokus pada uang tidak akan berhasil memberikan dorongan yang kuat dan konsisten. Alih-alih menggunakan uang sebagai motivasi, entrepreneur idealnya memiliki visi agar mereka bisa tetap termotivasi bahkan di saat-saat paceklik, kebangkrutan, atau saat bisnis dan keadaan ekonomi menurun bahkan hingga ke titik nadir.

Keuntungan materi yang bisa diperoleh dari bisnis Anda setidaknya bisa mencapai jumlah yang signifikan hingga beberapa tahun setelah dimulainya bisnis. Pada tahap-tahap awal perkembangan, tidak akan banyak keuntungan yang bisa dinikmati dari bisnis baru Anda. Apabila Anda hanya bertumpu pada ambisi mencetak untung sebanyak mungkin, besar kemungkinan Anda akan mengalami kesulitan besar saat harus menjalani deraan krisis.

Pentingnya ImpianSebagian besar perusahaan didirikan oleh seseorang yang memiliki impian yang besar di benaknya. Impian tersebut biasanya sangat besar, dan dianggap terlalu besar hingga orang-orang berpikir bahwa itu suatu imajinasi yang mustahil diwujudkan.

Mari kita lihat kisah perjalanan entrepreneurial Henry Ford. Ford membayangkan memiliki sebuah kereta tak berkuda yang bisa dibeli oleh semua keluarga di Amerika. Jobs dan Wozniak berkhayal tentang sebuah komputer ada di atas semua meja. Gates berfantasi bahwa ia memiliki sebuah software yang digunakan di semua komputer di bumi. Sebuah visi memberikan motivasi untuk meraih keberhasilan apapun tantangan di hadapan yang harus kita taklukkan.

Saat Wozniak dan Jobs membayangkan sebuah komputer ada di setiap rumah, saat itu komputer masih berupa sebuah mesin berukuran raksasa, tidak bisa dibawa ke mana-mana, dan harganya sangat fantastis. Komputer di awal perkembangannya hanya tersedia untuk kalangan elit tertentu seperti para akademisi di perguruan tinggi, para ilmuwan dan peneliti di laboratorium dan lembaga penelitian, serta korporasi-korporasi besar yang sanggup membeli mesin raksasa nan mahal ini.

Produk/ layanan apakah yang telah tersedia sekarang tetapi hanya terbatas pada kelompok tertentu saja? Dapatkah Anda membayangkan bagaimana caranya untuk memodifikasinya sedemikian rupa hingga produk/ layanan tersebut bisa memenuhi kebutuhan masyarakat luas di masa depan? Lepaskan kendali atas daya khayal Anda dan Anda akan bisa mendapatkan sebuah visi besar yang dapat memotivasi secara berkesinambungan hingga menghasilkan sebuah bisnis yang luar biasa sukses nantinya.

Tidak ada komentar: