do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Selasa, 29 Oktober 2013

Entrepreneur sebagai Pemimpin yang Menciptakan Harapan

Salah satu tugas pemimpin yang terberat ialah memimpin tanpa sokongan komando yang biasa tersirat. Orang yang memimpin gabungan orang-orang yang sama derajatnya tidak memiliki pengungkit kekuatan yang sama dengan yang dimiliki oleh pemimpin lainnya. Orang-orang ini lebih seperti anjing penggembala.

Dosen Harvard Business School Allen Grossman menghabiskan waktu selama 6 tahun sebagai presiden dan CEO Outward Bound USA. Minat yang tak kunjung surut ialah dalam pendirian perusahaan-perusahaan nirlaba yang berkinerja tinggi: Seseorang mendeskripsikan tugas pengelolaan sebuah federasi ini sebagai kucing-kucing penggembala. Orang-orang dalam perusahaan sangat menakjubkan tetapi mereka memiliki sebuah orientasi budaya kemandirian pada tingkatan lokal yang telah mendarah daging. Saya menjabat sebagai CEO nasional. Saya harus membangun konsensus dan meyakinkan kelompok-kelompok lokal untuk menyetujui bahwa perubahan dalam perusahaan tidak hanya untuk kepentingan Outward Bound tetapi juga kepentingan mereka juga. Hal ini sungguh merupakan sebuah tantangan yang sangat besar dan membuat kewalahan.

Narayana Murthy, salah satu pendiri dan CEO Infosys Technologies Ltd. India membantu membidani konsep Global Delivery System yang mengoptimalkan biaya dan memungkinkan masukan proyek yang terus menerus dari berbagai zona waktu. Murthy menggambarkan peran seorang pemimpin dalam mengumpulkan berbagai elemen berbeda dari suatu perusahaan yang tidak terlalu solid sebagai menceritakan suatu kisah dan menciptakan harapan.

Pemimpin harus menciptakan harapan. Ia harus menciptakan sebuah kisah yang masuk akal tentang masa depan yang lebih baik bagi perusahaan: setiap orang harus mampu melihat pelangi dan mengejar sebuah bagian pelangi itu. Ini membutuhkan adanya kepercayaan dalam diri orang. Dan untuk menciptakan kepercayaan, pemimpin harus terus berpegangan pada sebuah sistem nilai suatu protokoler untuk perilaku yang meningkatkan kepercayaan diri, komitmen dan antusiasme orang. Kepatuhan terhadap sebuah sistem nilai menciptakan lingkungan dengan orang-orang yang memiliki aspirasi, harga diri, keyakinan dalam prinsip-prinsip fundamental, kepercayaan di masa depan dan antusiasme yang tinggi dan diperlukan untuk menangani tugas-tugas yang sangat sulit.

Beberapa tugas kepemimpinan tidak memiliki elemen manajemen langsung yang lazim. Tim dan individu mungkin tidak melaporkan secara langsung kepada pemimpin yang tidak memiliki jangkauan untuk mempengaruhi perilaku dengan memanfaatkan imbalan dan sanksi yang lazim. Dalam keadaan ini, seorang pemimpin mengandalkan diplomasi dan pembangunan konsensus dan bersandar pada kesepakatan bahwa keberhasilan untuk kelompok sebagai satu kesatuan menghasilkan anggota individu dari kelompok tersebut. Hal ini semakin menantang saat pemimpin harus memulai perubahan pada level perusahaan untuk mencapai keberhasilan yang lebih tinggi bagi perusahaan sebagai satu kesatuan. Menciptakan sebuah sistem nilai menyeluruh dan sebuah kisah kelompok yang bisa melibatkan orang dalam tingkatan fundamental, mengajak orang untuk mengambil tanggung jawab atas tugas-tugas yang menggerakkan perusahaan menuju tujuan yang telah dicanangkan dengan sukarela.

Tidak ada komentar: