do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Selasa, 29 Oktober 2013

Belajar Menjadi Entrepreneur yang Peduli

Jika kran di di dapur staf rusak dan tidak ada orang yang memperbaikinya, kolega-kolega akan mulai merasa diabaikan oleh pemimpin. Seperti memperbaiki jendela yang rusak dalam sebuah rumah, memperbaiki hal-hal kecil yang rusak membantu tetap terjaganya kebanggaan bersama sebagai sebuah masyarakat yang dimiliki orang-orang yang tinggal di sebuah lingkungan yang sama.

Dalam sebuah makalah terkenal berjudul Broken Windows , James Q. Wilson dan George L. Kelling (akademisi dan ahli ilmu politik) mengemukakan sebuah ide bahwa kegagalan untuk memperbaiki hal-hal kecil dalam daerah yang dihuni sebuah masyarakat memberikan sinyal bahwa tidak seorang pun peduli dengan mereka. Bahkan anggota masyarakat yang biasanya berprilaku baik dan taat aturan bisa melakukan sesuatu yang destruktif saat keadaan mulai memburuk.

Psikolog sosial dan polisi cenderung sependapat bahwa jika sebuah jendela dalam gedung dalam keadaan rusak dan dibiarkan tidak diperbaiki, semua jendela lain juga segera akan rusak. Ini bisa terjadi baik di lingkungan yang terawat dengan baik atau kurang baik. Kerusakan jendela biasanya tidak selalu terjadi dalam jumlah besar karena beberapa daerah dihuni oleh orang-orang yang suka merusak jendela sementara daerah lain dihuni oleh orang-orang yang suka dengan jendela. Tetapi ini lebih disebabkan oleh asumsi bahwa satu jendela yang tidak segera diperbaiki akan mengurimkan sinyal bahwa tidak ada orang yang peduli. Dan maka dari itu, merusak jendela-jendela lainnya tidak akan mengakibatkan konsekuensi apa-apa Properti yang tidak terpelihara menjadi sasaran empuk bagi orang-orang yang suka berbuat iseng atau menjarah dan bahkan bagi orang-orang yang biasanya tidak akan berkeinginan untuk melakukannya dan yang mungkin menganggap diri mereka sendiri taat hukum.

Direktur Utama BBC Greg Dyke mewujudkan pemikiran ini dalam tindakan nyata saat ia memutuskan untuk mengunjungi kantor-kantor BBC di luar London yang sering diabaikan oleh manajemen.

Saya pergi ke kantor-kantor BBC yang tidak pernah dikunjungi selama beberapa dekade. Saya menemukan bahwa beberapa staf kami sedang bekerja dalam gedung yang sudah tidak bisa digunakan beberapa tahun sebelumnya. Saya teringat mengunjungi gedung kami di Leicester, yang menjadi kantor pusat bagi BBC Leicester dan the Asian Network. Saya mengatakan betapa jeleknya gedung itu. Saya diberitahu bahwa jika saya berpendapat gedung itu buruk, saya harus menunggu hingga saya pergi ke Stoke. Saat saya akhirnya tiba di Stoke, saya amat terkejut. Gedungnya tidak seburuk yang dikatakan. Namun empat tahun kemudian BBC Radio Stoke pindah ke gedung yang lebih baik. Kami juga pindah ke gedung baru di Sheffield dan mulai menata tempat kerja kami yang baru di Birmingham, Leeds, Hull, Liverpool, Glasgow, dan akhirnya Leicester. Kami juga merenovasi gedung-gedung BBC di seluruh penjuru Inggris Raya.
Hal-hal kecil itu penting. Para kolega tidak akan bisa memiliki strategi atau prakarsa baru jika beberapa aspek kehidupan kerja sehari-hari yang kecil tetapi penting meyakinkan mereka bahwa para kolega tidak dihargai dengan baik.Membiarkan hal-hal kecil ini tidak diperbaiki akan menimbulkan akibat-akibat yang mengejutkan. Orang-orang yang sebelumnya berprilaku baik mulai memperlakukan dengan kurang hormat atau bahkan nekat melakukan aksi vandalisme.Memperbaiki hal-hal kecil juga menimbulkan efek yang tidak sepadan. Sedikit usaha dan pengeluaran membuat orang yakin bahwa pemimpin sebetulnya memiliki kepedulian. (*/Akhlis)

Tidak ada komentar: