do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Senin, 28 Oktober 2013

Entrepreneur Sosial Perlu Hasilkan Laba Juga

Jika Anda berpikir memulai bisnis sosial yang sukses hanya menyangkut soal bagaimana menemukan cara terbaik untuk membantu orang lain yang kurang beruntung, pikirkan kembali. Semakin banyak entrepreneur yang diharuskan menujukkan bagaimana mereka akan mewujudkan misi tersebut secara berkesinambungan. Dengan kata lain, mereka membutuhkan uang.

Tanda sebuah bisnis sosial yang sukses selalu menjadi daya pemikat yang ajaib. Namun, kini disadari bahwa kemampuan untuk menghasilkan laba makin vital artinya bagi bisnis sosial.

David Hodgson, salah satu pendiri Echoing Green, sebuah organisasi nirlaba yang berpusat di New York yang bertujuan menemukan dan mendukung entrepreneur sosial berpendapat, "Ini erat kaitannya dengan kemampuan perusahaan-perusahaan itu untuk pada akhirnya menarik modal yang biasanya penting bagi upaya pembesaran usaha dan memperluas dampak positif kepada masyarakat sekitar." 

Investor yang merasakan dampak positif bersedia mendukung bisnis sosial yang tak hanya bersandar sepenuhnya pada sokongan filantropis tetapi juga dapat menarik modal finansial dengan cara yang sama seperti halnya bisnis komersial.

Jadi apa artinya ini bagi Anda calon entrepreneur yang ingin terjun dalam bidang entrepreneurship sosial? Jika Anda belum memulai menggali model pemasukan bisnis yang mungkin diterapkan kelak, Anda lebih baik banyak belajar dari sekarang. Berikut ialah 3 kiat yang bisa Anda terapkan untuk menjadikan bisnis sosial Anda lebih menarik bagi investor potensial.

1. Susun rencana kesinambungan usaha:
 Kualitas rencana Anda sangat penting, kata Hodgson. Memikirkan semua aspek bisnis yang ada dan sumber daya yang dibutuhkan untuk meraih sukses dan memiliki strategi yang masuk akal untuk mencapai tujuan rencana ialah apa yang menjadi tujuan tiap investor dalam bidang usaha yang memberikan dampak investasi atau sektor komersial. Ia menyarankan dilakukan uji tekanan dengan penasihat tepercaya yang akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan investigasi.

2. Ukur dampak sosial Anda: 
Sebagaimana pemasukan, pengaruh misi sosial Anda terhadap investor juga tak kalah pentingnya. Misalnya, mereka akan memeriksa bagaimana Anda akan mengukur dampak yang akan diberikan bisnis Anda dalam hal tujuan sosialnya. Pengukuran dampak ini umumnya merupakan poin lemah dalam banyak usaha, katanya. Meski sukar diukur, tujuan-tujuan yang lebih halus seperti meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin atau mencegah pembabatan hutan tak bisa diabaikan begitu saja.

3. Bergabung dalam komunitas investasi: Bergabunglah dalam jejaring dan keanggotaan perkumpulan yang berkaitan dengan investasi. Akan lebih baik jika Anda juga secara rutin mengikuti pertemuan yang mereka adakan. (*AP)

Tidak ada komentar: