do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Selasa, 29 Oktober 2013

Menciptakan Hubungan yang Manusiawi dalam Bisnis

Seiring dengan makin meratanya hierarki organisasi, dan orang-orang makin mengharapkan hubungan yang lebih manusiawi dengan manajemen senior, seni keseimbangan antara kedekatan dan jarak menjadi begitu menantang bagi pemimpin modern.

Charles de Gaulle, jenderal dan presiden Prancis, memiliki apa yang kini dianggap sebagai sebuah pendekatan yang agak kuno terhadap kewenangan dan hak istimewa: Tiada kewenangan tanpa hak istimewa dan tiada hak istimewa tanpa jarak. De Gaulle memang sangat terkenal dengan kesombongannya. De Gaulle juga mengatakan, Saya telah mendengar pandangan Anda. Pandangan Anda tidak selaras dengan pandangan saya. Keputusan diambil secara bulat.

Rob Goffee dan Gareth Jones, penulis bisnis dan professor London School of Business mengatakan bahwa para pemimpin membutuhkan jarak agar bisa melihat perusahaan dengan perspektif yang jelas dan kedekatan agar dapat menguasai seluruh dinamika yang terjadi dalam bisnisnya. Mengatur keseimbangan antara jarak dan kedekatan menjadi tantangan bagi pemimpin modern:

Hierarki selalu berarti lebih dari sekadar alat struktural. Hierarki juga menjadi sumber makna bagi orang. Semakin kita jauh menjajaki sebuah hierarki yang stabil, kita akan merasakan ilusi yang menguat tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin. Sesungguhnya seorang executive senior yang pemalas bisa memanfaatkan dukungan hierarki ini untuk memberikan jarak, dengan penuh iri melindungi hak istimewa status mereka sebagai cara untuk menegaskan bahwa mereka berbeda.
Saat-saat seperti itu sudah berlalu. Pemimpin kini membutuhkan jarak agar bisa memiliki perspektif, agar bisa melihat hal-hal besar yang bisa membentuk masa depan perusahaan dan kedekatan, agar bisa mengetahui hal apa saja yang sesungguhnya sedang terjadi dalam perusahaan mereka dan mereka tidak bisa bersandar pada hierarki untuk menghidupkan kembali perusahaan. Perubahan antara kedekatan dan jarak lebih mirip seperti sebuah tarian.

Pemimpin membutuhkan sebuah derajat kedekatan dari perusahaan agar bisa mengalihkan pandangan dari hal-hal kecil dan melihat hal-hal yang lebih besar. Pemimpin membutuhkan sebuah derajat kedekatan dalam perusahaan sehingga ia dapat benar-benar memahami proses-proses yang sedang berlangsung. Mereka juga membutuhkan sebuah derajat kedekatan dengan para kolega. Orang harus merasakan bahwa pemimpin mereka ialah seorang manusia. Tak seorang pun bisa sungguh-sungguh terinspirasi oleh sosok pemegang kekuasaan yang tak terjangkau. Hubungan yang terlalu dekat bisa menyebabkan hilangnya rasa hormat. Sebaliknya, hubungan yang terlalu jauh akan menimbulkan keterasingan. Mencapai keseimbangan yang tepat ialah ketrampilan kunci yang dibutuhkan pemimpin modern. (*/Akhlis)

Tidak ada komentar: