do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Selasa, 29 Oktober 2013

Mengenal Konsep Kepemimpinan Pelayan

Konsep modern kepemimpinan pelayan diperkenalkan oleh Robert K. Greenleaf dalam esainya di tahun 1970. Filosofi kuncinya ialah bahwa tujuan utama seorang pemimpin ialah untuk melayani perusahaan yang mereka pimpin.

Robert Greenleaf terinspirasi oleh Journey to the East yang ditulis oleh novelis mistis Herman Hesse, penulis Steppenwolf, Siddartha dan The Glass Bead Game. Hesse sendiri sangat terpengaruh oleh filosofi Timur, yaitu konsep kepemimpinan pelayan yang muncul di teks Hindu India dahulu kala dan dalam Taoisme China serta Kristen.

Sebagaimana ditulis oleh Greenleaf, Pemimpin-pelayan ini pertama-tama ialah seorang pelayan. Dimulai dengan perasaan alami bahwa seseorang menginginkan untuk dilayani agar melayani lebih dahulu. Kemudian pilihan sadar tersebut mengilhami seseorang untuk memimpin. Orang tersebut berbeda jauh dari orang yang memimpin sebelumnya. Mungkin karena keharusan untuk meredakan dorongan kekuatan yang tidak lazim atau untuk mendapatkan kepemilikan material. Tipe pemimpin yang pertama dan pembantu yang pertama adalah dua kutub yang sangat bertolak belakang. Di antara keduanya, terdapat area abu-abu dan gabungan yang merupakan bagian dari variasi sifat manusia yang tidak terbatas.

Colleen Barrett, mantan presiden Southwest Airlines Amerika Serikat, sering menampilkan di daftar 100 Wanita Terkuat versi Forbes. Ia selalu mendeskripsikan gaya kepemimpinannya sebagai kepemimpinan pelayan. Layanan pelanggan menjadi prioritas utamanya dan ia menangani ini dengan memastikan bahwa perusahaan memberikan layanan terbaiknya pada para pekerjanya sendiri, dengan berasumsi bahwa para pekerja yang sangat bersemangat dan didukung dengan baik akan menyediakan tingkat layanan terbaik terhadap pelanggan perusahaan. Barrett memperkirakan bahwa ia menghabiskan 85% waktunya menangani masalah-masalah pelanggan dan staf.

Saat kami memiliki pegawai yang bermasalah atau memiliki pegawai yang melihat pegawai lain yang bermasalah, kami akan mengadopsi mereka dan kami bekerja keras untuk mencoba agar situasi tersebut berakhir dengan positif, mencoba membuat orang merasa baik-baik saja apa pun dilema yang sedang mereka hadapi.

Pendekatan kepemimpinan pelayan meyakini bahwa tugas seorang pemimpin yang paling utama ialah memberikan perusahaan semua yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya dengan baik. Pemimpin sebagai pelayan harus memastikan bahwa perusahaan mengerti bahwa tujuan utamanya ialah untuk melayani pelanggan dan bahwa setiap bagian tim terpusat pada hal ini. Ini bukan pilihan yang mudah bagi pegawai, meskipun fokus terhadap dukungan staf. Fokus terhadap tujuan akhir dari layanan klien yang prima menuntut usaha yang luar biasa keras dari setiap pegawai. (*/Akhlis)

Tidak ada komentar: