do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Selasa, 29 Oktober 2013

Pemimpin Harus Berani Apa Adanya

Sering diyakini bahwa pemimpin harus mengendalikan emosi mereka dan mampu menampilkan sebuah muka di depan timnya. Muka ini tidak mencerminkan perasaan pemimpin tersebut yang sebenarnya. Masalah ini melatarbelakangi diskusi tentang topeng kepemimpinan dan debat mengenai apakah pemimpin bisa selalu bersikap apa adanya.

Konsep topeng kepemimpinan sudah usang. Pemimpin harus bersikap apa adanya. Orang-orang harus menyaksikan proses manusiawi yang mengantar pemimpin menuju posisinya sekarang karena dengan begitu mereka bisa benar-benar percaya dan terinspirasi oleh pendirian pemimpin tersebut.

Bill George, mantan pimpinan dan CEO Medtronics dan salah satu penulis True North: Discover your authentic leadership bersama Peter Sims, mengemukakan 5 dimensi kepemimpinan yang apa adanya.
  1. Mengejar tujuan dengan bersemangat: Semangat seorang pemimpin menunjukkan tujuan kepemimpinannya yang sebenarnya.
  2. Mempraktikkan nilai-nilai yang kokoh: Integritas dibutuhkan oleh semua pemimpin yang jujur.
  3. Memimpin dengan hati: pemimpin yang jujur memimpin dengan hati dan akal mereka.
  4. Membina hubungan yang kokoh: Orang-orang meminta hubungan personal dengan pemimpin mereka sebagai jaminan atas kepercayaan dan komitmen.
  5. Menunjukkan disiplin diri: pemimpin yang jujur memberikan standar yang tinggi bagi diri mereka sendiri dan mengahrapkan hal yang sama pada orang lain.
Dieter Zetsche, pimpinan Daimler AG dan Kepala Mercedes Benz Cars, menekankan hal ini dengan ringkas: Anda harus bersikap apa adanya. Jangan berpura-pura menjadi John Wayne jika deskripsi yang ada tidak sesuai dengan Anda. Dan jika Anda adalah John Wayne, jangan berpura-pura menjadi Woody Allen.

Jadikan semangat Anda sebagai pembimbing: apa yang Anda benar-benar perhatikan ialah apa yang benar-benar Anda inginkan.Tunjukkan integritas dalam semua hal yang Anda lakukan. Tegakkan, sebarluaskan dan amalkan prinsip-prinsip inti perusahaan.Bersiaplah untuk berbagi keraguan, ketakutan dan ketidakpastian yang Anda rasakan sebagai manusia dengan tim Anda. Berempatilah dengan kolega. Boat keputusan dengan hati nurani dan akal sehat Anda.Ijinkan kolega untuk menyaksikan Anda sebagai seorang pribadi dan tidak hanya sebagai sesosok pemimpin. Pemimpin harus melibatkan orang ke dalam tingkatan emosional untuk bisa mengilhami kepercayaan dan mendapatkan komitmen.Tegakkan disiplin diri. Pikul tanggung jawab dan mintai orang lain pertanggungjawaban atas keputusan yang mereka ambil. (*/Akhlis)
BACA JUGA

Tidak ada komentar: