Energi adalah potensi yang dimiliki seseorang untuk meraih kesuksesan
dalam hidupnya. Energi akan selalu menggambarkan pada suatu potensi
yang lebih mengarah kepada hasil.
Setiap orang pasti memiliki
energi yang mampu untuk membuatnya menjadi lebih termotivasi dan
bersemangat. Energi itu adalah energi positif.
Energi positif
merupakan suatu potensi yang memiliki kekuatan untuk dapat membangkitkan
diri sendiri dan juga membangun kekuatan untuk orang lain. Energi
inilah yang penting dikelola menjadi sesuatu yang dapat memberikan
manfaat baik untuk dirinya maupun orang lain.
Yang membedakan
apakah seorang pemimpin itu hebat atau sebaliknya akan terlihat dari
kondisi energinya. Seorang pemimpin yang hebat akan memiliki energi
positif. Kondisi inilah menjadi dasar dari sosok pemimpin yang
berkualitas.
Sebaliknya seorang pemimpin yang tidak memiliki
energi positif akan menjadi bumerang untuk dirinya sendiri dan akan
mempengaruhi kepemimpinannya.
Hatcher (2012) dalam tulisannya "How
Leaders Maintain Positive Energy During Uncertain Times" menyebutkan
terdapat nilai-nilai penting bagi pemimpin dalam menciptakan
keseimbangan kepemimpinannya, yaitu menjaga positive energy saat
dihadapkan situasi yang tidak pasti dan tetap memiliki visi seorang
pemimpin untuk menciptakan sesuatu yang baru untuk masa depan
institusinya.
Nilai tersebut akan menjadikan seorang pemimpin
terus memiliki kemampuan dan mengerahkan segala daya upaya baik itu
energi, pikiran dan perhatiannya untuk memotivasi orang-orang yang
dipimpinnya.
Pemimpin perlu untuk memiliki energi yang kuat dalam menjalankan roda kepemimpinannya.
Seorang
pemimpin yang hebat akan dapat menggunakan energi positifnya dengan
bijak. Selain itu, dia tidak hanya memiliki, akan tetapi dia akan
menyebarkan kepada orang-orang yang ada di lingkungannya.
Apabila
pemimpin tersebut mampu mentransformasikan segala energi positifnya maka
diyakini bahwa dia adalah sosok yang sangat berpengaruh dan mampu untuk
membuat suatu perubahan dengan melibatkan semua unsur yang ada di
institusinya.
Terkait dengan kemampuan untuk menyalurkan
energinya, bila ditinjau dari sudut pandang lain, ternyata kekuatan
seorang pemimpin berada pada bagaimana tenaga yang dimilikinya mampu
untuk disalurkan kepada orang yang dipimpinnya.
Terkait dengan hal
tersebut, Bruce D. Schneider (2008) dalam bukunya berjudul "Energy
Leadership: Transforming Your Workplace and Your Life From the Core,"
mengemukakan bahwa terdapat tujuh tingkatan energi dalam diri seseorang.
Pertama,
apathy. Tingkat ini menunjukkan seseorang yang menilai dirinya sebagai
korban dari ketidakadilah suatu sistem. Jika hal ini dimiliki oleh
seorang pemimpin maka yang terjadi dengan dirinya adalah keputusasaan.
Kedua,
anger. Pada tingkat ini, memunculkan suatu sifat pertentangan. Seorang
pemimpin yang masih pada tingkat ini cenderung berperilaku menentang
pada setiap keadaan. Hal ini dapat memunculkan konflik baik dengan
dirinya maupun lingkungannya sehingga akan membuat suasana tidak nyaman
di sekitarnya.
Ketiga, forgiveness. Pada tingkat ini seseorang
sudah mulai menunjukkan pada suatu tanggungjawabnya terhadap
lingkungannya, sehingga hal ini akan menjadikannya sosok yang mampu
untuk berperilaku kooperatif terhadap orang-orang di sekitarnya.
Keempat,
compassion. Pada tingkat ini seseorang menunjukkan kepedulian kepada
orang lain. Bila seorang pemimpin memiliki energi pada tingkat ini
berarti dia akan selalu melayani orang-orang yang dipimpinnya sebagai
suatu bentuk kepedulian terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya.
Kelima,
peace. Bila sudah sampai pada tingkat ini, seorang pemimpin telah mampu
berdamai dengan lingkungannya, sehingga dia dapat menerima suatu
situasi dan kondisi yang kritis sebagai suatu hal yang positif.
Keenam,
joy. Pada tingkat ini seorang pemimpin telah mampu memadukan sikap,
perilaku dan emosi menjadi sosok yang bijak dalam menjalankan
kepemimpinannya.
Ketujuh, absolute passion. Kegairahan seorang
pemimpin akan diwujudkan dengan perilaku yang tidak menghakimi dan juga
menjadi sosok yang kreatif. Hal inilah yang dapat menjadikan orang-orang
yang dipimpinnya memiliki gairah pada kinerjanya. (as/bisnis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar