do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Sabtu, 05 Oktober 2013

Tujuh Energi Pemimpin

Energi adalah potensi yang dimiliki seseorang untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya. Energi akan selalu menggambarkan pada suatu potensi yang lebih mengarah kepada hasil.
Setiap orang pasti memiliki energi yang mampu untuk membuatnya menjadi lebih termotivasi dan bersemangat. Energi itu adalah energi positif.
Energi positif merupakan suatu potensi yang memiliki kekuatan untuk dapat membangkitkan diri sendiri dan juga membangun kekuatan untuk orang lain.  Energi inilah yang penting dikelola menjadi sesuatu yang dapat memberikan manfaat baik untuk dirinya maupun orang lain.
Yang membedakan apakah seorang pemimpin itu hebat atau sebaliknya akan terlihat dari kondisi energinya. Seorang pemimpin yang hebat akan memiliki energi positif. Kondisi inilah menjadi dasar dari sosok pemimpin yang berkualitas.
Sebaliknya seorang pemimpin yang tidak memiliki energi positif akan menjadi bumerang untuk dirinya sendiri dan akan mempengaruhi kepemimpinannya.
Hatcher (2012) dalam tulisannya "How Leaders Maintain Positive Energy During Uncertain Times" menyebutkan terdapat nilai-nilai penting bagi pemimpin dalam menciptakan keseimbangan kepemimpinannya, yaitu menjaga positive energy saat dihadapkan situasi yang tidak pasti dan tetap memiliki visi seorang pemimpin untuk menciptakan sesuatu yang baru untuk masa depan institusinya.
Nilai tersebut akan menjadikan seorang pemimpin terus memiliki kemampuan dan mengerahkan segala daya upaya baik itu energi, pikiran dan perhatiannya untuk memotivasi orang-orang yang dipimpinnya.
Pemimpin perlu untuk memiliki energi yang kuat dalam  menjalankan roda kepemimpinannya.
Seorang pemimpin yang hebat akan dapat menggunakan energi positifnya dengan bijak. Selain itu, dia tidak hanya memiliki, akan tetapi dia akan menyebarkan kepada orang-orang yang ada di lingkungannya.
Apabila pemimpin tersebut mampu mentransformasikan segala energi positifnya maka diyakini bahwa dia adalah sosok yang sangat berpengaruh dan mampu untuk membuat suatu perubahan dengan melibatkan semua unsur yang ada di institusinya.
Terkait dengan kemampuan untuk menyalurkan energinya, bila ditinjau dari sudut pandang lain, ternyata kekuatan seorang pemimpin berada pada bagaimana tenaga yang dimilikinya mampu untuk disalurkan kepada orang yang dipimpinnya.
Terkait dengan hal tersebut, Bruce D. Schneider (2008) dalam bukunya berjudul "Energy Leadership: Transforming Your Workplace and Your Life From the Core," mengemukakan bahwa terdapat tujuh tingkatan energi dalam diri seseorang.
Pertama, apathy. Tingkat ini menunjukkan seseorang yang menilai dirinya sebagai korban dari ketidakadilah suatu sistem.  Jika hal ini dimiliki oleh seorang pemimpin maka yang terjadi dengan dirinya adalah keputusasaan.
Kedua, anger. Pada tingkat ini, memunculkan suatu sifat pertentangan. Seorang pemimpin yang masih pada tingkat ini cenderung berperilaku menentang pada setiap keadaan. Hal ini dapat memunculkan konflik baik dengan dirinya maupun lingkungannya sehingga akan membuat suasana tidak nyaman di sekitarnya.
Ketiga, forgiveness. Pada tingkat ini seseorang sudah mulai menunjukkan pada suatu tanggungjawabnya terhadap lingkungannya, sehingga hal ini akan menjadikannya sosok yang mampu untuk berperilaku kooperatif terhadap orang-orang di sekitarnya.
Keempat, compassion. Pada tingkat ini seseorang menunjukkan kepedulian kepada orang lain. Bila seorang pemimpin memiliki energi pada tingkat ini berarti dia akan selalu melayani orang-orang yang dipimpinnya sebagai suatu bentuk kepedulian terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya.
Kelima, peace. Bila sudah sampai pada tingkat ini, seorang pemimpin telah mampu berdamai dengan lingkungannya, sehingga dia dapat menerima suatu situasi dan kondisi yang kritis sebagai suatu hal yang positif.
Keenam, joy. Pada tingkat ini seorang pemimpin telah mampu memadukan sikap, perilaku dan emosi menjadi sosok yang bijak dalam menjalankan kepemimpinannya.
Ketujuh, absolute passion. Kegairahan seorang pemimpin akan diwujudkan dengan perilaku yang tidak menghakimi dan juga menjadi sosok yang kreatif. Hal inilah yang dapat menjadikan orang-orang yang dipimpinnya memiliki gairah pada kinerjanya. (as/bisnis)

Tidak ada komentar: