Dwight Eisenhower, Presiden Amerika Serikat ke-34 pernah berujar,
"Kepemimpinan adalah seni untuk membuat orang lain melakukan sesuatu
yang Anda inginkan, dan membuatnya merasa ia ingin melakukan hal itu
tanpa keterpaksaan."
Menurut Toddi Gutner, penulis di "The Wall
Street Journal," kata-kata yang terucap dari Eisenhower tadi akan sangat
bermakna bagi setiap pemilik bisnis kecil dan menengah.
Kata-kata
tersebut di atas berbeda dari ujaran yang mengatakan, "Jika Anda ingin
sesuatu berjalan dengan baik, lakukan sendiri." Menurut Toddi, kata-kata
tersebut akan membuat pemilik perusahaan kecil dan menengah dalam
masalah.
Masalah untuk mendelegasikan tugas adalah salah satu
kesalahan manajemen dan kepemimpinan yang paling sering dilakukan oleh
pemimpin perusahaan kecil dan menengah. Ketika kesalahan ini terjadi,
mungkinkah diperbaiki? Berikut adalah beberapa pendapat para ahli
mengenai opini dan cara pandang pemimpin perusahaan yang bisa membuat
mereka dalam masalah.
Semuanya tentang saya
Dalam
banyak kasus, para entrepreneur sangat berambisi terhadap perusahaan
mereka, sehingga mereka kehilangan perspektif dan mencampuradukkan siapa
diri mereka dengan bisnisnya. Gary Schuman, presiden CDL Consulting,
firma konsultan kepemimpinan di New York mengatakan, "Ego si pemilik
wirausaha seringkali menghalangi. Sehingga sulit untuk si pemilik
perusahaan dan tim manajemennya menentukan arah untuk pertumbuhan
perusahaannya. Sekali-sekali, pemimpin perusahaan perlu mengkaji ulang
apa yang benar-benar berhasil dan apa yang tidak berjalan dengan baik.
Disarankan untuk mendapatkan feedback informal dari wirausahawan lain.
Atau, lebih baik lagi, sewa pelatih untuk membantu Anda mengenali
kekuatan dan kelemahan diri sebagai pemimpin.
Tak ada yang lebih baik dari saya
Ini
adalah salah satu penyebab masalah pada delegasi. Ini sangat mudah
dimengerti, mengingat para entrepreneur biasanya memulai segala
sesuatunya dari nol, dan ialah yang memegang kunci keputusan-keputusan
penting. Namun adalah hal yang penting bagi pemilik perusahaan untuk
menjadi orang yang berpengaruh, bukan orang yang mengontrol segalanya.
Pemilik perusahaan perlu untuk mulai memercayai orang lain dan
menyisihkan waktu membangun orang-orang di sekitarnya agar mereka pun
bisa melatih peran yang lebih tinggi bagi mereka.
Visi saya adalah untuk tetap di bisnis
Seringkali
pemimpin bisnis kecil terlalu ikut campur pada pekerjaan harian
sehingga mereka sulit untuk menyusun langkah strategis ke depannya,
mengenai arah perusahaan. Anda perlu mengambil waktu untuk melambatkan
diri dan berefleksi, lalu pikirkan adrenalin untuk menjalankan bisnis
ini. Hal ini kemudian menjadi hal yang penting untuk membangun bakat dan
mendelegasikan tugas, sehingga para pemimpin bisnis kecil bisa
melakukan tugasnya, yakni memimpin.
Ide saya adalah yang terbaik
Bisnis
kecil tumbuh di sekitar kepribadian kuat dari para pemimpinnya, yang
seringkali berarti, "sebuah lingkup kerja yang mengajar pegawainya untuk
menjadi reaktif ketimbang proaktif". Dalam tempat kerja seperti ini,
para pegawai seringkali sulit untuk mengungkapkan isi pikiran mereka.
Anda bisa mengambil alih pikiran mereka, tetapi bukan hati mereka,
padahal justru hati merekalah yang terpenting. Untuk menghindari kultur
semacam ini, pemilik bisnis kecil harus menyiapkan level kepercayaan
yang tinggi, dengan komunikasi dua arah, juga pembagian tanggung jawab
dan peran yang sangat jelas. Pegawai harus merasa mereka bisa menyumbang
saran dan ukuran untuk dikontrol. Mungkin kotak ide untuk pegawai bisa
diciptakan agar para pegawai bisa menyumbangkan sarannya dan tidak
selalu berkonsentrasi pada ide si pemilik saja, karena yang ada di
lapangan dan berhadapan langsung dengan para konsumen adalah si pegawai
Saya tak perlu belajar bagaimana cara memimpin perusahaan
Salah
satu pelajaran tersulit untuk dipelajari adalah, menjadi pemimpin yang
efektif tak selalu datang alamiah. Banyak orang yang butuh bantuan
mempelajarinya. Anda harus mau untuk terus belajar bertumbuh dan
berkembang sesuai perubahan zaman. Karena, bisa saja kemampuan yang
selama ini Anda anggap sudah benar dan baik, suatu saat bisa berubah
menjadi hal yang tak lagi relevan atau dibutuhkan ketika perusahaan
mulai berkembang. Karena itulah, mencari opini dari luar, belajar dari
teman, membangun jaringan dari sesama pemilik usaha kecil, atau dari
pelatih bisa membantu menambah wawasan mengenai kepemimpinan dan
mengatur menyusun gol di masa depan yang baru. (*/dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar