do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Selasa, 29 Oktober 2013

7 Faktor Penyebab Bisnis Baru Berisiko Tinggi untuk Investasi

Bila Anda berniat untuk mendanai bisnis baru dari kantong sendiri atau mengandalkan keluarga yang kaya raya sebagai investor, pendanaan dari luar mungkin bukan sesuatu yang perlu dirisaukan. Akan tetapi, ada baiknya Anda mengetahui faktor-faktor yang membuat sebuah bisnis baru/ startup dapat dianggap berisiko tinggi oleh investor. Pahami faktor-faktor tersebut agar di masa depan Anda dapat mengendalikannya demi menarik investor saat bisnis semakin berkembang dan haus pendanaan.
Faktor 1: Tim yang tak berpengalaman
Banyak dikatakan bahwa investor mendanai orang, bukan ide. Mereka mencari orang dengan pengalaman nyata dan berguna dalam bidang industri yang relevan dengan bisnis yang digarap sekarang. Saat Anda memiliki sebuah tim yang berpengalaman minim, saat itulah investor berpikir risiko berinvestasi akan meningkat. Jangan terkecoh dengan jabatan seseorang di tempat mereka bekerja sebelumnya, misalnya seorang ahli software yang bekerja dalam tim bisnis baru di bidang manufaktur. Dengan sendirinya ia menjadi faktor pencetus risiko karena pengalaman yang kurang relevan. Begitu juga dengan seorang eksekutif perusahaan besar yang tiba-tiba menjadi pemilik startup.
Faktor 2: Kategori tingkat kegagalan tinggi
Sektor bisnis tertentu memiliki riwayat kegagalan yang tinggi dan banyak dihindari investor. Bidang ini termasuk layanan makanan, ritel, konsultan, bisnis rumahan, telemarketing.Di Internet, kita bisa katakan bisnis jejaring sosial juga termasuk dalam kategori ini.
Faktor 3: Bergantung pada aturan pemerintah
Jika model bisnis Anda bergantung pada aturan pemerintah, itu bisa memakan waktu atau membutuhkan koneksi politik yang kokoh. Semua obat-obatan misalnya membutuhkan pengujian dan riset yang panjang dan intensif untuk mengetahui efek sampingnya sebelum badan berwenang meloloskannya ke pasar. Tentu perijinan bisa berarti laba yang amat tinggi.
Faktor 4: Investasi awal yang tinggi sekali
Jika bisnis baru Anda membutuhkan chip elektronik baru, itu mungkin membutuhkan investasi besar untuk memulai pembuatannya. Hanya investor berdana besar yang sanggup mendanai Anda dan itu menjadi risiko yang tinggi. Obat-obatan baru serng gagal dalam kategori ini karena pengujian klinis yang lama dan persetujuan badan berwenang seperti BPPOM yang harus didapatkan dulu sebelum dijual bebas.
Faktor 5: Bisnis dengan potensi laba kecil
Bisnis dengan tingkat pertumbuhan rendah atau peluang bisnis kecil dianggap berisiko tinggi oleh investor yang terukur dari protofolio. Bisnis keluarga, bisnis berceruk kecil, dan bisnis dengan pertumbuhan yang negatif adalah pengecualian.
Faktor 6: Bisnis dengan citra publik yang buruk
Mayoritas investor suka mempertahankan citra perusahaan yang bersih dan tanpa cacat sehingga mereka akan mempertimbangkan 1000 kali perusahaan baru yang berpotensi melanggar hukum atau melanggar norma dan konvensi di masyarakat. Bisnis judi, situs porno, gaming atau bisnis debt collector merupakan contoh khas jenis bisnis seperti ini.

Faktor 7: Bisnis yang berada di luar negeri
Investor dalam satu negara umumnya segan utnuk berinvestasi dalam perusahaan di luar teritori negeri asal mereka. Ini karena regulasi bisnis di satu negeri dengan yang lain bisa berbeda. Investasi lintas negara memiliki risiko lebih tinggi.

Tidak ada komentar: