Kepemimpinan dan entrepreneurship berjalan seiring. Keduanya memiliki
hubungan yang erat, karena di satu sisi seorang pemimpin jika memiliki
jiwa entrepreneurship akan dapat melahirkan serentetan perubahan positif
pada lingkungan dan masyarakat tempat ia berada. Di sisi lain, seorang
entrepreneur pun harus memunyai ketrampilan untuk memimpin usaha yang ia
dirikan.
Untuk menguji seberapa jauh kemampuan kita dalam menjadi
entrepreneur yang memiliki ketrampilan memimpin yang memadai, mari kita
simak 7 poin pertanyaan mengenai kepemimpinan entrepreneur yang dilontarkan oleh Jim Bagnola, pembicara internasional dan coach
bagi kalangan korporat yang membutuhkan perbaikan kepemimpinan yang
hadir sebagai sala satu narasumber dalam event Global Innovation through
Science and Technology (GIST). Jika Anda seorang entrepreneur atau
calon entrepreneur, ajukan pertanyaan ini pada diri Anda sendiri dan
jawablah dengan jujur.
"Apakah saya kompeten?"
Pertama-tama
Bagnola mengajukan pertanyaan mengenai kompetensi Anda sebagai
pemimpin. Apakah Anda menguasai apa yang seharusnya dikuasai untuk
menjadi pemimpin yang baik dalam sebuah organisasi?
"Apakah saya peduli pada para pegawai sebagai manusia/ individu?"
Banyak
generasi muda sekarang bersikap cerdas saat harus memilih pemimpin,
dalam berbagai lingkup tak hanya di perusahaan atau politik tetapi
hampir di semua lini kehidupan. Maka dari itu, mari jangan tersilaukan
oleh gelar, titel yang disandang oleh seseorang atau kita sendiri. Orang
bisa saja menjadi pengikut kita saat kita dipandang dari gelar yang
memukau, tetapi seiring berjalannya waktu jika kita tidak mampu
menunjukkan kualitas pribadi yang sesungguhnya, satu persatu pengikut
atau karyawan akan meninggalkan kita.
Hal yang sama juga berlaku
saat seorang entrepreneur memperlakukan orang yang dipimpin. Usahakan
mereka menghormati Anda sebagai seorang individu berkualitas terlepas
dari jabatan Anda sebagai pemimpin perusahaan atau pemilik usaha tempat
mereka mencari nafkah.
"Apakah saya mempercayai diri saya sendiri?"
Saat
Anda sebagai entrepreneur kurang yakin dan kurang percaya pada diri
sendiri, akan sulit bagi Anda untuk meyakinkan orang lain untuk bekerja
sama dengan Anda. Imbasnya, orang-orang akan meragukan seorang
entrepreneur yang kurang berhasil menunjukkan kepercayaan diri.
"Apakah orang yang saya pimpin sekarang akan mengikuti begitu saya pergi?"
Inilah
yang disebut sebagai faktor loyalitas atau kesetiaan para pengikut
terhadap pemimpinnya. Kesetiaan tidak bisa didapatkan dalam sekejap
tetapi mesti dibangun perlahan-lahan dalam setiap tindakan Anda sebagai
pemimpin bisnis.
"Apakah orang yang saya pimpin berkomitmen pada saya secara personal?"
Komitmen
semua orang yang Anda pimpin juga menjadi tolok ukur dalam menentukan
keberhasilan kepemimpinan seorang entrepeneur dalam perusahaan. Ini
karena kepemimpinan ialah sesuatu hubungan antarindividu yang terjadi
dari hati ke hati. Ia lebih bersifat emosional. Ini membuatnya berbeda
dari manajemen, yang bersifat lebih rasional, dari otak ke otak, dan
tergantung pada hirarki posisi.
"Apakah orang yang saya pimpin akan melakukan apapun yang diperlukan bagi Anda sepanjang berada dalam koridor hukum dan etika?"
Poin
ini masih berhubungan dengan kesetiaan. Dedikasi akan ditunjukkan oleh
para pengikut saat seorang pemimpin membutuhkan bantuan mereka. Dan pada
saat yang sama, sebagai pemimpin , entrepreneur juga jangan sampai lupa
bahwa dalam kedua belah pihak terdapat hubungan timbal balik yang
sesungguhnya setara. Idealnya, pemimpin dan yang dipimpin saling
melayani satu sama lain, demi mencapai tujuan bersama.
"Apakah orang yang Anda pimpin siap untuk bekerja keras melalui tantangan sehingga Anda tidak merasa kecewa oleh pencapaiannya?"
Seorang
entrepreneur bisa dianggap seorang pemimpin saat ia berhasil
membangkitkan kesadaran untuk mencetak prestasi setinggi-tingginya dalam
diri setiap orang yang ia pimpin, bahkan di saat ia tidak terus menerus
berada di kantor.(*AP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar