do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Sabtu, 05 Oktober 2013

Berbisnis dengan Teman? Pisahkan Komunikasi Bisnis dari Komunikasi Pribadi

Bekerja dengan teman-teman dekat atau anggota keluarga yang memiliki satu visi atau tujuan yang sama memang terlihat menyenangkan, tetapi agar hubungan pertemanan dan keluarga tetap terjalin dengan baik meski sudah menjalankan bisnis bersama diperlukan strategi tersendiri. Ini karena tidak jarang hubungan pertemanan dan kekeluargaan menjadi retak dan kurang harmonis setelah terjun dalam usaha yang sama.
Pertama-tama yang perlu kita perhatikan ialah hindari gaya komunikasi informal saat hendak berkomunikasi tentang bisnis dengan teman atau anggota keluarga. Konsekuensinya Anda harus menghindari kalimat seperti Hai, kabarnya gimana? dalam email bisnis Anda yang ditujukan pada rekan bisnis yang juga teman atau anggota keluarga. Demikian pula, saat Anda ingin menghubunginya sebagai seorang teman di luar urusan dan jam kantor, jangan menggunakan jenis bahasa yang terlalu sopan dan menimbulkan kesan jauh, apalagi membicarakan bisnis secara intensif seperti di kantor. Posisikan diri dan orang lain sesuai konteks, dalam hal ini konteks hubungan bisnis dan sehari-hari. Entrepreneur perlu menguasai kemampuan ini.
Berikutnya, Anda perlu memberlakukan pembatasan yang sehat antara kehidupan pribadi dan bisnis. Saat Anda benar-benar membutuhkan teman/ keluarga sebagai rekan bisnis untuk membicarakan tentang urusan usaha, lakukan dalam ruang dan tempat serta cara yang berbeda. Contohnya, saat Anda ingin mengetahui kabar terkini perkembangan kesehatan anak seorang teman, kirimkan email terpisah, dan jika Anda ingin meneruskan sebuah proposal bisnis kepadanya, kirimkan itu dalam email yang berbeda. Pemisahan ini akan mencegah kesulitan Anda melacak korespondensi bisnis jika kelak diperlukan. Tentu akan sangat memalukan jika Anda harus meneruskan proposal bisnis dalam email pribadi itu pada calon klien jika dibutuhkan bukan? Dan meskipun kita bisa mengedit isi email untuk meneruskannya, tentunya akan ada banyak waktu yang terbuang.
Entrepreneur, seperti halnya manusia pada umumnya, memang perlu menjaga keseimbangan kehidupan pribadi, pertemanan dan bisnis yang ia miliki. Dan jika terjadi tumpang tindih yang tidak bisa dihindari, disiplin diri yang dibutuhkan agar komunikasi untuk tujuan berbeda tidak tercampur aduk sangatlah diperlukan. Sanggupkah Anda melakukan ini? (*Akhlis)

Tidak ada komentar: