Bekerja dengan teman-teman
dekat atau anggota keluarga yang memiliki satu visi atau tujuan yang
sama memang terlihat menyenangkan, tetapi agar hubungan pertemanan dan
keluarga tetap terjalin dengan baik meski sudah menjalankan bisnis
bersama diperlukan strategi tersendiri. Ini karena tidak jarang hubungan
pertemanan dan kekeluargaan menjadi retak dan kurang harmonis setelah
terjun dalam usaha yang sama.
Pertama-tama
yang perlu kita perhatikan ialah hindari gaya komunikasi informal saat
hendak berkomunikasi tentang bisnis dengan teman atau anggota keluarga.
Konsekuensinya Anda harus menghindari kalimat seperti Hai, kabarnya
gimana? dalam email bisnis Anda yang ditujukan pada rekan bisnis yang
juga teman atau anggota keluarga. Demikian pula, saat Anda ingin
menghubunginya sebagai seorang teman di luar urusan dan jam kantor,
jangan menggunakan jenis bahasa yang terlalu sopan dan menimbulkan kesan
jauh, apalagi membicarakan bisnis secara intensif seperti di kantor.
Posisikan diri dan orang lain sesuai konteks, dalam hal ini konteks
hubungan bisnis dan sehari-hari. Entrepreneur perlu menguasai kemampuan ini.
Berikutnya,
Anda perlu memberlakukan pembatasan yang sehat antara kehidupan pribadi
dan bisnis. Saat Anda benar-benar membutuhkan teman/ keluarga sebagai
rekan bisnis untuk membicarakan tentang urusan usaha, lakukan dalam
ruang dan tempat serta cara yang berbeda. Contohnya, saat Anda ingin
mengetahui kabar terkini perkembangan kesehatan anak seorang teman,
kirimkan email terpisah, dan jika Anda ingin meneruskan sebuah proposal
bisnis kepadanya, kirimkan itu dalam email yang berbeda. Pemisahan ini
akan mencegah kesulitan Anda melacak korespondensi bisnis jika kelak
diperlukan. Tentu akan sangat memalukan jika Anda harus meneruskan
proposal bisnis dalam email pribadi itu pada calon klien jika dibutuhkan
bukan? Dan meskipun kita bisa mengedit isi email untuk meneruskannya,
tentunya akan ada banyak waktu yang terbuang.
Entrepreneur,
seperti halnya manusia pada umumnya, memang perlu menjaga keseimbangan
kehidupan pribadi, pertemanan dan bisnis yang ia miliki. Dan jika
terjadi tumpang tindih yang tidak bisa dihindari, disiplin diri yang
dibutuhkan agar komunikasi untuk tujuan berbeda tidak tercampur aduk
sangatlah diperlukan. Sanggupkah Anda melakukan ini? (*Akhlis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar