Kinerja seseorang tidak mungkin bisa konsisten selamanya. Karena
itulah, seorang pemilik bisnis perlu menyadari bahwa inkonsistensi itu
bisa terjadi dalam dirinya sendiri dan pegawai-pegawainya. Bahkan
sosok-sosok terkenal seperti atlet olimpiade, politisi, entrepreneur
kawakan, dan sebagainya memiliki inkonsitensi performa ini dalam
berbagai tingkatan. Ada yang begitu drastis, sedang hingga ringan.
Konsistensi ini perlu dimaklumi karena manusiawi.
Namun
demikian, menurut Linda Hill dan Kent Lineback, Anda perlu
mengantisipasi inkonsistensi ini dengan tidak terlalu sering
mengeluarkan kritikan. Pemilik bisnis yang memiliki ketrampilan
pengelolaan SDM yang baik perlu menyadari bahaya yang muncul dari
masalah-masalah sepele yang berakumulasi akibat dari kritikan yang
diberikan saat memberikan pengarahan dan masukan bagi karyawan yang ia
miliki.
Tentu kita semua memiliki apa yang disebut
sebagai "peluang untuk memperbaiki keadaan". Namun, penelitian
menunjukkan bahwa identifikasi dan pembangunan kekuatan dan kelebihan
menghasilkan pencapaian yang lebih baik daripada hanya berfokus pada
kesalahan-kesalahan yang Anda lihat pada pegawai atau pihak lain.
Karena
itu, saat Anda harus mengevaluasi kinerja seorang karyawan dalam usaha
baru Anda, ingatlah bahwa tujuan Anda ialah untuk menggenjot performa
kerja mereka secara keseluruhan, bukan hanya berfokus pada kinerja
selama 1 atau 2 hari.
Jangan menahan diri untuk memuji
seorang karyawan hanya karena ia melakukan beberapa kesalahan.
Mengenali dan mengedepankan kelebihan mereka sama pentingnya dengan
menunjukkan sisi-sisi yang harus mereka perbaiki.
Kritik
memang terlihat lebih berguna daripada pujian. Tetapi jangan berlebihan
dalam menggunakan keduanya. Terlalu banyak mengkritik akan melelahkan
Anda dan orang yang dikritik. Sementara, terlalu banyak memuji akan
memanjakan yang dipuji dan membuatnya lengah terhadap tantangan lain
yang muncul.(*Akhlis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar