do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Selasa, 29 Oktober 2013

Menaklukkan Kebangkrutan Bisnis

Kebangkrutan ialah momok yang menakutkan bagi semua entrepreneur. Tentu saja, siapa yang mau menderita kebangkrutan? Namun jika Anda seorang entrepreneur yang tangguh dan ulet dalam bekerja, Anda pasti bisa melewati tahapan pahit dalam proses mewujudkan visi dan misi Anda.

Situasi pailit yang Anda alami sekarang mungkin akan terasa lebih mudah untuk diatasi jika kondisi sekitar lingkungan Anda tetap positif. Tetapi harus diakui tak semua faktor di sekeliling kita kondusif untuk mengatasi kebangkrutan yang mendera. Dari dalam diri, seorang entrepreneur bisa saja merasa putus asa dan memiliki tingkat kepercayaan diri yang sudah sangat menurun. Dari faktor eksternal, kita bisa temui tantangan itu dari pihak keluarga. Tak semua anggota keluarga pasti 100% mendukung. Apalagi jika Anda sebelumnya meninggalkan pekerjaan yang sudah mapan untuk beralih ke dunia entrepreneurship. Kebangkrutan menjadi sebuah titik lemah di mana anggota keluarga Anda bisa menggoyahkan semangat untuk terus melaju.Kerumitan ditambah dengan pengeluaran kebutuhan sehari-hari keluarga jika Anda adalah penyokong kehidupan rumah tangga.

Dan lingkungan masyarakat di Indonesia juga cenderung akan memandang Anda sebagai seseorang yang gagal saat alami kebangkrutan. Masyarakat di tanah air masih belum sepenuhnya menghargai proses berat yang harus dialami oleh seorang entrepreneur karena mereka lebih menilai keberhasilan seorang entrepreneur dari aspek hasilnya saja. Prosesnya padahal juga tak kalah penting.

Bila Anda sudah hampir putus asa saat alami kebangkrutan, cobalah urai simpul-simpul mati dalam kondisi bangkrut tersebut dengan beberapa saran di bawah ini.

Berkomunikasi dengan entrepreneur yang pernah alami hal serupa
Saat alami kebangkrutan, tetaplah berkomunikasi dengan banyak orang. Mengurung diri terlalu lama akan memberikan efek putus asa yang lebih besar. Tentu Anda harus tetap mendekatkan diri pada Tuhan agar lekas bangkit tetapi jangan lupa untuk juga mengokohkan jejaring bisnis. Di saat genting seperti inilah, jejaring bisnis menjadi jaring pengaman yang bisa mengangkat Anda dari kebangkrutan.

Jika Anda memiliki mentor atau setidaknya rekan yang sudah lebih banyak memiliki pengalaman dalam dunia entrepreneurship, cobalah untuk meminta sebagian waktunya untuk bisa mengobrol dekat dari hati ke hati. Jika Anda dikenal sebagai pengusaha yang suka bekerja keras dengan reputasi yang baik tanpa cela, kebangkitan dari kebangkrutan adalah hanya soal waktu. Dan bila Anda pernah membantu beberapa orang rekan sesama entrepreneur sebelumnya, Anda bisa meminta bantuan mereka untuk bangkit dengan cara yang sama-sama saling menguntungkan. Inilah manfaat memiliki jejaring bisnis, Anda tak akan pernah sendirian menghadapi krisis.


Pupuk keyakinan diri bahwa badai pasti berlalu
Dalam kehidupan ada perputaran antara masalah dan kebahagiaan. Jangan serta merta putus asa menghadapi keadaan yang sedemikian rumit . Semua masalah , termasuk kebangkrutan yang sedang Anda alami, pasti memiliki ujung dan akhir.

Teruslah bersikap pantang menyerah, pelihara kemampuan untuk berpikir jernih. Tidak mudah memang tetapi inilah yang harus Anda lewati sebagai seorang entrepreneur.


Minta bantuan pihak ketiga yang profesional
Untuk menyelesaikan masalah kebangkrutan dengan tuntas, Anda bisa menyewa jasa tenaga profesional. Jenis jasa ini tentu disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan Anda. Misalnya, jika Anda ingin menegosiasikan utang piutang, Anda bisa sewa jasa penasihat hukum atau konsultan bisnis yang berpengalaman dan tepercaya.

Tahan diri untuk bertindak instan dan sembrono. Keinginan untuk mencapai solusi secara instan akan menjadi bumerang suatu saat bagi Anda.

Pertahankan perusahaan
Saat sebuah perusahaan dirundung masalah kebangkrutan, ada baiknya entrepreneur mempertimbangkan untuk mempertahankannya sebatas kemampuannya. Masa kelam ini menjadi saat yang sesuai untuk menguji kesetiaaan para karyawan. Di samping itu, dengan mempertahankan perusahaan, masih terbuka peluang untuk menyelesaikan masalah keuangan (misalnya utang piutang) yang menjadi sumber masalah utama kebangkrutan.

Tidak ada komentar: