do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Senin, 28 Oktober 2013

Risiko Jadi Karyawan Tinggi dari Entrepreneur

Untuk menjadi seorang entrepreneur Anda harus berani, demikian apa yang diyakini kebanyakan orang. Mayoritas bisnis baru gagal dan bahkan jika bisnis Anda sukses, memulainya menghabiskan banyak waktu dan tekad yang besar sehingga jika Anda tidak memiliki kepercayaan diri yang memadai dan enggan mengambil risiko, jalan menuju sukses akan terasa begitu terjal bagi Anda.

Saat banyak pemilik usaha yang mengakui bahwa impian bisnis yang ada dalam benak mereka kepada orang-orang tercinta mereka, mereka yang mendengarkan sejumlah versi pendapat konvensional tentang entrepreneurship sebagai pilihan karir. Banyak yang menganjurkan untuk beralih ke pekerjaan lainnya karena mereka merasa itu akan menjadi 
sebuah pekerjaan yang penuh dengan risiko dan kurang aman dan kurang stabil terutama bagi mereka yang berkeluarga.

Namun baru-baru ini dua orang pakar yang berpikir bahwa pandangan itu keliru. Bruce Gibney dan Ken Howery dalam blog mereka di HBR Blog Network mengatakan bahwa karir sebagai pegawai tak kalah berisikonya jika dibandingkan dengan karir sebagai entrepreneur. Ini tecermin dari kenyataan yang kita jumpai akhir-akhir ini di dunia perbankan. Makin banyak karyawan mapan yang harus rela dirumahkan karena keadaan ekonomi yang kurang menguntungkan. 

Alasan lain mengapa entrepreneurship lebih baik daripada bekerja sebagai karyawan ialah bahwa Anda bisa menghasilkan lebih banyak uang dengan mendirikan bisnis sendiri. Uang yang sebenarnya dibutuhkan dalam berbisnis bisa jadi jumlahnya sangat kecil saat dibandingkan dengan laba yang dihasilkan saat bisnis sudah stabil kelak. 

Menurut Gibney dan Howery, kedua poin kelebihan entrepreneurship di atas (risiko komparatif yang lebih rendah dan perolehan finansial yang lebih baik) belum menunjukkan semua kelebihan entrepreneurship. Orang-orang yang memulai atau bergabung dalam perusahaan baru cenderung untuk menyukai apa yang mereka lakukan. Dan ini pada gilirannya akan membuat orang bekerja lebih bersemangat dan sepenuh hati.

Di tengah kondisi dunia yang makin dinamis dan tak menentu sekarang, tetap berpegang pada dogma lama untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang mapan justru memunculkan risiko baru. Dan risiko ini bisa jadi lebih tinggi dari mereka yang memilih terjun ke dunia entrepreneurship. (*inc.com/hbr.org)

Tidak ada komentar: