Mudah saja
sebenarnya. Solusinya hanyalah delegasi tugas. Namun, bagi Anda yang
susah mempercayakan pekerjaan penting dalam bisnis Anda pada orang lain,
akan sangat merepotkan pula jika semua pekerjaan dalam menjalankan roda
bisnis bergantung pada Anda. Anda juga harus berpikir bagaimana agar
perusahaan Anda tetap bisa berjalan dan menghasilkan untung meski Anda
tidak bekerja lagi. Itulah tahap yang perlu dicapai entrepreneur.
Untuk
itu, penting sekali artinya bagi entrepreneur untuk memiliki orang
kepercayaan. Sayangnya, memilih orang kepercayaan susah-susah gampang.
Tidak ada resep khusus memang tetapi jika bisa diringkas dalam kiat
simpel yang praktis, inilah yang bisa Anda pelajari dalam memilih orang
kepercayaan.
Temukan orang dengan karakter dan integritas yang baik
Karakter
yang positif dan teruji harus dimiliki oleh kandidat yang Anda akan
jadikan orang kepercayaan. Jangan berspekulasi dengan merekrut orang
yang belum dikenal baik. Setidaknya kenali seluk beluk kepribadian
kandidat selama beberapa waktu. Integritas juga jangan sampai dilupakan.
Jika calon orang kepercayaan cenderung suka berpikiran sempit dan
menggadaikan apapun demi keuntungan jangka pendek, mungkin ia bukan
orang yang tepat.
Cari orang gila
Bukan
berarti mereka harus berkepribadian eksentrik, bergaya aneh atau
sejenisnya. Orang-orang gila ini adalah jenis orang-orang yang mau
bekerja lebih panjang, lebih keras. Lebih cerdas, lebih segala-galanya
dibandingkan staf biasa yang Anda miliki.
Harus miliki idealisme yang sama
Calon
yang Anda akan pilih haruslah memiliki idealisme yang sama dengan Anda.
Visi dan misi yang mirip perlu dimiliki agar gerak kerja perusahaan
lebih terfokus. Bayangkan jika sebuah kapal memiliki dua nahkoda dengan
tempat tujuan yang berbeda. Saat nahkoda utama tertidur, nahkoda kedua
akan memutar arah ke tujuan yang berbeda. Akan sangat merepotkan bukan?
Pastikan berani dalam ambil keputusan
Keberanian
kandidat orang kepercayaan dalam mengambil keputusan atas kebaikan
perusahaan adalah mutlak. Ia juga harus bersedia memberikan penjelasan
dan bertanggung jawab atas setiap keputusan yang ia ambil saat Anda
tidak berada di tempat.
Tak perlu anggarkan imbalan tinggi
Berkebalikan
dengan banyak pendapat orang di luar sana, imbalan (entah itu gaji,
bonus, atau fasilitas lain) bagi orang kepercayaan tidak perlu harus
yang terbaik. Bukan karena Anda tidak mau memberikan yang sepantasnya,
tetapi patut dipahami bahwa tidak semua orang masuk dan bekerja dalam
sebuah perusahaan hanya demi uang. Meski demikian, jangan sampai besaran
imbalan itu terlalu kecil dan kurang manusiawi. Sesuaikan dengan
tingkat kewajaran. Memberikan terlalu banyak akan membuatnya rakus dan
sebaliknya, terlalu sedikit akan membuatnya tidak bisa bekerja dengan
lebih baik.
Ciptakan suasana kerja yang baik
Atmosfer
kerja yang kondusif sangat krusial dalam membuatnya betah bekerja.
Suasana yang kondusif ini juga perlu untuk mendorong terjadinya
persaingan yang sehat. Persaingan ini semestinya memajukan bukan memecah
kesatuan tim bisnis dalam perusahaan Anda.
Saat ia tidak setia, jangan salahkan
Satu
aspek yang paling sensitif dalam memilih orang kepercayaan tentu adalah
kepercayaan itu sendiri. Trust merupakan aset yang abstrak tetapi
nilainya begitu tidak terkira. Dan kepercayaan ini berkaitan erat dengan
kesetiaan seseorang pada perusahaan dan Anda sebagai pemilik/
entrepreneur yang memberikan kepercayaan. Saat seseorang menampik
tawaran kita untuk menjadi orang kepercayaan atau di tengah jalan
berubah haluan dan mengabdi pada perusahaan lain, jangan salahkan orang
tersebut. Salahkan diri kita sendiri. Jangan menyusahkan diri dengan
membuat alasan atau excuse. Justru itu harus menjadi cambuk
bagi Anda dan perusahaan untuk mawas diri dan melakukan perbaikan. Apa
yang membuat orang sekompeten dia meninggalkan perusahaan Anda? (*AP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar