do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Selasa, 29 Oktober 2013

Pendapatan Minus, Bisakah Investasi?

Dalam kondisi apapun setiap insan manusia diwajibkan untuk melakukan investasi dengan tujuan agar kita dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan gaya hidup hari ini serta esok, dan juga agar kita dapat mencapai tujuan keuangan di masa mendatang. Dengan kata lain investasi adalah wajib bagi mereka yang tidak ingin daya beli menjadi berkurang di kemudian hari.
Permasalahannya adalah:
1. Apakah kita memiliki porsi uang yang cukup untuk melakukan investasi?
2. Bagaimana jika dalam kenyataannya kita tidak memiliki porsi invenstasi?, atau bahkan
3. Kita cenderung mengalami defisit (kekurangan) uang?
Untuk masalah yang pertama solusi yang bijak adalah melakukan efisiensi pengeluaran, lakukanlah dengan target minimal sebesar 10 persen dari pengeluaran. Efisiensi yang dimaksud adalah melakukan penjadwalan ulang pengeluaran yang bersifat kenyamanan. Efisiensi ini dilakukan semaksimal mungkin misalkan dari pemakaian mobil setiap hari dirubah menjadi setiap 2 hari sekali. Perubahan tersebut dialihkan dengan menggunakan sarana transportasi umum masal atau menggunakan motor bahkan menggunakan sepeda untuk bekerja misalnya, mengapa tidak? Ingat tujuan investasi adalah menunda kenikmatan dan kenyamanan saat ini (bukan meniadakan) namun mendapatkan hasil yang jauh lebih besar dikemudian hari.
Untuk masalah yang kedua jawabannya adalah sama dengan masalah yang pertama namun tentunya masih harus ditambah dengan pengorbanan lebih untuk memotong besarnya pengeluaran agar dapat terpangkas lebih signifikan, pelaksanaannya memang harus dilakukan dengan ekstra ketat, dan tentunya dengan pengorbanan. Misalkan penggunaan mobil ditekan menjadi hanya digunakan saat akhir pekan, selebihnya menggunakan sarana transportasi masal. Pemakaian listrik dihemat secara maksimal, AC rumah (jika ada) hanya digunakan secara terbatas pada jam tertentu, demikian juga dengan pemakaian pompa air dan lain sebagainya.
Pola pikirpun wajib untuk kita ubah dengan hanya menganggap bahwa pemasukan kita sebesar 90 persen dari total dana yang diterima setiap bulannya. Target pengeluaran adalah sebesar maksimal 90 persen jadi sisa 10 persen merupakan nilai yang harus kita bayar sebagai apresiasi untuk kepentingan masa depan diri sendiri maupun keluarga tercinta. Marilah kita kembali pada filosofi investasi adalah menikmati keinginan yang maksimal di masa mendatang.
Permasalahan yang ketiga adalah merupakan yang terberat dari dua kasus sebelumnya, jawabannya adalah sama seperti pada kasus yang kedua namun juga harus ditambah untuk melihat ada tidaknya aset produktif yang dapat di optimalkan (dilihat dari sisi ekonomis). Dalam hal melihat ada tidaknya aset yang dapat dioptimal secara finansial maka kita harus berpikir secara jernih agar tindakan yang diambil sungguh-sungguh dapat memenuhi kebutuhan kita untuk melakukan investasi. Ingatlah sasaran kita saat ini adalah melakukan investasi.
Selanjutnya setelah Anda melakukan evaluasi dan ternyata masih memiliki aset yang dapat diberdayakan secara ekonomi maka jangan buang waktu terlalu lama untuk melakukannya, segera bertindak. Misalkan Anda memiliki rumah dengan lokasi strategis, dekat dengan terminal bus, stasiun kereta atau berdekatan dengan pusat bisnis maka anda dapat melakukan bisnis di sektor riil yakni dengan membuka tempat kos yang terintegrasi dengan warung penjual kebutuhan sehari-hari (semacam mini market misalnya). Dalam hal ini Anda mulai melakukan bisnis atau usaha di sektor riil maka kemampuan mengelola atau manajemen bisnis tersebut menjadi kunci utama.
Namun jika tidak memiliki rumah maka apakah Anda harus berdiam? Jawabannya adalah tidak!  Anda mungkin masih memiliki mobil atau motor, optimalkanlah. Sewakan aset bergerak Anda, dapatkan income darinya hitung biaya perawatan dan segala risikonya secara benar dan akurat. Intinya adalah anda berusaha untuk tidak menambah defisit tetapi menguranginya sehingga defisit terkikis hingga habis.
Pertanyaan selanjutnya darimana uang yang saya pakai untuk modal? Lho kondisi saya defisit, bagaimana mungkin? Ubah pola pikir Anda! Anda tidak sendiri banyak orang yang kondisinya jauh lebih buruk dari Anda namun tetap berhasil. Gunakan sarana pinjaman dari bank, sebagai contoh jika Anda ingin membangun tempat kos dan mini market, jaminkan properti Anda, ambil kredit usaha dengan hitungan bunga maksimal sebesar bunga KPR. Langkah ini merupakan leverage atau pengungkit pertumbuhan aset pribadi Anda.
Seperti dilansir Kompas.com, setelah usaha mulai bergulir maka hasil usaha anda gunakan secara optimal, sekali lagi wajib untuk menggunakan secara optimal dengan cara membagi sebagian hasil tersebut untuk melakukan usaha di sektor finansial, misalkan Anda membeli reksa dana atau mencicil membeli emas. Sampai titik ini Anda sudah mulai membangun portfolio investasi yakni akumulasi dari investasi Anda di sektor riil dan finansial. Artinya Anda sudah mulai melakukan diversifikasi usaha. Dengan demikian maka faktor risiko gagal usaha Anda pun menjadi berkurang dan ini berarti potensi penambahan aset Anda pun menjadi bertambah.
Kemudian pembaca yang bijak, bagaimana kita dapat melakukan investasi di sektor finansial secara benar? Nantikan artikel dari kami selanjutnya yang akan membahas mengenai investasi disektor finansial. Demikian pembaca jika kiat tersebut dilakukan dengan benar secara konsisten maka berpotensi untuk menjadi orang yang bertambah kaya dengan cara melakukan kombinasi investasi di sektor riil dan finansial. (as)

Tidak ada komentar: